Siapapun
sepakat bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Faktanya
hal itu menjadi tabu karena pengelolaan
yang kacau. Banyak penyakit hati yang mewabah di Indonesia. Penyakit hati
adalah sumber kehancuran bagi manusia, salah satunya adalah penyakit mudah
menyerah. Penyakit ini membuat hidup kita tidak meningkat atau bahkan menjadi
sebuah kemunduran. Kalo orang melihat Chairul Tanjung yang sekarang dari segi
materi melimpah, tapi orang lupa bahwa beliau memulainya dengan susah payah. Walaupun
ada kata menyerah, beliau selalu dapat bangkit. Ada banyak contoh tokoh lain
yang mempunyai kisah dari merintis sampai sukses dengan perjalanan panjang dan
bukan tiba-tiba sukses.
Sebagai
orang yang mempunyai kepercayaan terhadap tuhan, saya percaya bahwa kehidupan
dunia dan setelahnya harus berjalan dengan baik. Tuhan tidak menciptakan
manusia hanya berhubungan denganNya, namun juga sesama ciptaannya. Mudah menyerah
saya anggap sebagai salah satu penyakit paling mematikan. Membuat orang hanya
pasrah tidak mau merubah keadaannya. Banyak orang yang ingin berkecukupan dalam
hal materi, apapun itu profesinya. Tapi ada satu titik dimana orang tersebut
hanya murung meratapi nasib, melangkah pun tidak sampai tuntas. Orang yang
tidak gampang menyerah akan membuat sebuah tekanan menjadi kekuatan. Mahasiswa
rantau yang kehabisan uang kiriman dari awal bulan akan mati kelaparan jika dia
hanya diam dan menyesal. Tapi mahasiswa yang tidak mempunyai penyakit ini akan
mencari segala jalan yang halal untuk dapat makan. Entah bekerja maupun
berjualan untuk kebutuhan sehari-harinya. Menyerah itu datangnya dari hati,
datangnya dari jiwa kita sendiri. Maka orang yang menyerah pada hakikatnya
sudah mati dalam hidupnya, hanya hiduup secara jasad. Tapi mati lah hatinya,
mati lah kehidupannya, dan matilah semua yang dia punya.
Berfikir positif dan ikhlas menurut
saya adalah obat untuk tidak mudah menyerah. Ada banyak alasan untuk mengatakan
hidup ini tidak adil, membosankan, atau bahkan tidak mempunyai arti. Hidup hanya
seperti roobot yang menjalani rutinitas dan akhrnya akan mati. Tapi cobalah
lihat lebih luas lagi di sekelilingmu, adakah orang yang mempunyai nasib lebih
buruk di banding kita secara jasmani atau materi. Jawabannya pasti ada, tapi
cobalah lebih terbuka lagi. Apakah sudah tentu kita lebih bahagia daripada
mereka yang secara kasap mata kurang daripada kita. Jawabannya belum tentu,
mungkin mereka lebih bahagia hatinya dalam menjalani hidup. Bukan berati mereka
menyerah dengan keadaan mereka yang lebih kurang dari kita, tapi karena mereka
mempunyai tujuan hidup. Yaitu bahagia, maka dari itu mereka merasa cukup dengan
apa yang mereka punya. Lalu bagaimana dengan kalian atau saya yang mempunyai
tujuan tertentu. Misalnya mempunyai cita-cita mempunyai perusahaan, menjadi
dokter, atau bermanfaat bagi orang lain. Sudah tentu jalan yang kita tempuh
tidak semulus jalan tol. Mungkin di perjalanan akan ada pohon jatuh, jembatan
putus, kerikil-kerikil, dan lainnya. Namun itu sebuah rintangan yang harus di
hadapi, semakin tinggi tujuan mu maka semakin tinggi juga rintangan yang harus
di lewati. Jika tidak siap dengan rintangan itu, maka kalah kita, matilah kita.
Sekali lagi sebagai manusia kita harus punya tujuan.
Semua yang kita jalankan di dunia
ini tentu harus mempunyai dasar atau pedoman, pedoman tersebut adalah tuhan. Sifat
tidak mudah menyerah harus di dasari karena tuhan. Muliakan tuhan dimanapun
kita berada dan apapun yang kita lakukan. Tidak mudah menyerahpun akan jadi
penyakit jika tidak ada tuhan di dalam jiwa kita. Tidak mudah menyerah untuk
menjadi pengedar narkoba misalnya, tidak mudah menyerah orang tersebut memang
sangat bagus. Tapi narkoba disitu menjadi sangat buruk karena dapat merugikan
banyak orang. Saya yakinn jika hidup akan lebih bermakna jika setiap
langkahnya, setiap hembusan nafasnya kita memuliakan tuhan di dalamnya.
0 comments:
Post a Comment