Kebun Tri Dharma adalah kebun percobaan yang dimiliki oleh Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Kebun yang terletak di Desa Bantengan, Kecamatan Banguntapan, Bantul, DIY ini merupakan fasilitas yang digunakan sebagai sarana penelitian mahasiswa. Saat ini, lahan seluas ± 2,7 ha ini masih digunakan sebagai tempat rujukan utama bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian dan praktikum. Kebun Tri Dharma tidak hanya menjadi sarana praktikum bagi mahasiswa, namun juga sarana untuk meng-aplikasikan apa yang telah diperoleh di bangku kuliah. Salah satu kegiatan mahasiswa lapangan adalah Agroteam.
Agroteam merupakan komunitas mahasiswa yang
bergerak dibidang sains. Kegiatan yang biasa dilakukan adalah budidaya tanaman
serta kegiatan magang di petani. Agroteam merupakan komunitas di bawah naungan
Imagro (Ikatan Mahasiswa Agronomi) sehingga wilayah kerjanya hanya dilakukan
oleh anak-anak Jurusan Budidaya Pertanian. Ilmu pertanian yang merupakan ilmu terapan memang butuh aplikasi untuk
ahli di bidang tersebut. Pertanian membutuhkan pembelajaran di lapangan (learning
by doing) atau belajar dari pengalaman (learning by experience).
Pertanian tak selalu identik dengan laboratorium, juga tak identik dengan
bangku kuliah (kelas) namun pertanian lebih identik dengan sawah,
panas-panasan, dan kotor-kotoran (Ari, 2012).
Kegiatan Agroteam pada
tahun kepengurusan 2013/2014 yaitu menanam semangka dan melon. Kenapa Agroteam
memilih untuk menanam semangka dan melon? Karena selain buah ini adalah
salahsatu primadona-nya Hortikultura sehingga bermaksud untuk bisa menarik
minat mahasiswa untuk bertanam dan waktu pemanenan yang pas yaitu sekitar ±90 hst (hari setelah tanam).
Pada proses budidanyanya banyak kendala yang menghambat seperti sedikitnya
minat para mahasiswa untuk datang dan berpartisipasi dikebun, waktu yang
bertabrakan dengan kegiatan lain, dan dana yang dapat dibilang sangat mepet
bahkan kurang. Selama kurang lebih 90 dalam merawat tanaman tersebut sebenarnya
sangat banyak sekali ilmu atau pengalaman yang tidak dapat diperoleh dibangku
kuliah contohnya seperti perlakuan-perlakuan yang diperlukan pada tiap-tiap
tanaman, penampakan tanda dan gejala dari penyakit yang kemudian secara tidak
langsung dituntut untuk menguasai, pemupukan, pengolahan lahan, pemasangan
mulsa, yang pasti adalah merasakan beratnya menjadi seorang petani yang ikhlas
dalam bekerja.
Menjadi petani itu sangat berat, karena harus sabar dan ikhlas
pada segala sesuatu yang terjadi pada tanamannya karena yang dihadapi disini
adalah alam. Lahan yang dipinjamkan kepada Imagro ±400m2 memang kecil
namun sangat berat karena melihat minat dari mahasiswa yang belum besar, namun
Imagro tahun ini menghasilkan ±50 buah semangka hasil yang cukup lumayan
untuk sekelas petani “Pemula” yang baru tahap belajar seperti kami (Mahasiswa Budidaya Pertanian). Lalu bagaimana
dengan hasil melon? Semua tanaman melon rusak karena terserang penyakit Dawny mildew sehingga sama sekali tidak
menghasilkan. Bagaimana rasa dari semangka hasil mahasiswa buper? Rasa
semangkanya manis tapi hanya dibagian tengahnya saja hal ini disebabkan karena
tujuh hari hujan berturut-turut sebelum panen sehingga banyak semangka yang
kelebihan kandungan air bahkan terhitung ±10 buah semangka pecah.
Segala sesuatu yang
dikerjakan dengan sepenuh hati tidak akan terasa berat walaupun memang tidak
mudah. Panen kali ini memang masih dianggap gagal meski menghasilkan karena
buah yang dihasilkan masih jauh dari berkualitas dan sebagai petani masih
mengalami kerugian dari tanaman yang dibudidayakan. Proses petani yang sukses,
petani yang dapat membantu petani lainnya, petani yang dapat menciptakan suatu
kondisi yang makmur, menjadi pemikir sektor pertanian bangsa maupun dunia, dan
menjadi petani yang menjunjung nama INDONESIA, berawal dari sebuah kegagalan
dan bagaimana menyikapi kegagal tersebut. J J J J
Written by: Mirza Bintang A.
Daftar Pustaka:
0 comments:
Post a Comment