Tanah merupakan kumpulan dari
benda-benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-haorizon ,
terdiri dari campuran mineral, bahan organik, air, udara, dan merupakan media
tumbuh tanaman. Pengolahan tanah pada kandungan air yang tepat dapat
meningkatkan volume pori total air tanah atau dapat mendorong proses
strukturisasi tanah yang lebih baik . untuk itu sangatlah pentingbagikita untuk
mengetahui arti penting dari tanah, yang mana arti penting itu sendiri dapat
dilihat dari dua gatra ( Hardjowigeno, 1995).
Komponen penting dari tanah adalah
mineral, yaitu kombinasi unsur-unsur anorganik yang berupa kristal dan amort,
merupakan salah satu faktor yang menentukan sifat tanah. Jenis mineral yang
terdapat didalam tanah berkaitan erat dengan tingkat kesuburan tanah. Jenis dan
sifat-sifat mineral yang terdapat dalam tanah juga erat kaitannya dengan
pertumbuhan tanaman. Di dunia ini terdapat banyak jenis tanah yang
masing-masing memiliki kadar lengas yang berbeda-beda, yang menyebabkan perbedaan
tingkat kesuburannya. Yang pada akhirny akan menyebabkan pembedaan cara
mengolah tanah tersebut, Oleh karena itu sangat penting mengadakan identifikasi
kadar lengas dalam tanah agar tanah dapat diolah sesuai dengan unsur yang
dibutuhkan dan kesuburannya dapat tetap terjaga. Dalam praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui kadar lengas tanah dengan menggunakan metode gravimetri.
Tanah
memiliki kualitas yang berbeda disetiap wilayah . Pada tahun 1994, Soil Science Society of America (SSSA)
telah mendefinisikan kualitas tanah sebagai kemampuan tanah untuk menampilkan
fungsi-fungsinya dalam penggunaan lahan atau ekosistem untuk menopang
produktivitas biologis, mempertahankan kualitas lingkungan, dan meningkatkan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan (Ayehara, 2005).
Salah satu sifat fisik tanah yaitu kadar
lengas. Kadar lengas menyatakan persen
uap air dalam tanah. Hal tersebut merupakan bagian dari spesifik lahan, yang
akan mempertahankan tanah terhadap gaya sentrifugal 1000 kali kekuatan gaya
berat selama 40 menit, nilainya bervariasi sesuai dengan keadaan lahan yang
berbeda, menjadi pasir rendah/ lahan berpasir tetapi tanah liat sangat tinggi.
Pedoman lengas mendekati kapasitas kapiler yang maksimum (Roe, 1950).
Tanah merupakan lapisan
permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya
perakaran penampang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan
udara (Hanafiah, 2009).
Ada beberapa cara untuk
melestarikan (mengkonservasikan) air atau lengas di dalam tanah marginal
berpasir yaitu menggunakan lembaran plastik atau aspal pada jeluk tertentu di
dalam profil tanah dengan maksud untuk menahan air irigasi atau air hujan yang
masuk kedalam tanah agar tidak segera meninggalkan zona perakaran. Di dalam
penelitian ini telah dicobakan teknik budidaya dengan memanfaatkan peranan
tanah bertekstur halus (fraksi lempung) untuk meningkatkan daya tahan air,
serta daya melepaskan air bagi kebutuhan tanaman pada tanah berpasir marginal
yang mempunyai struktur lepas-lepas, daya simpan air rendah, kesuburan kimia
relatif rendah, aerasinya terlampau baik, mudah mampat, dan peka terhadap erosi
air dan angin (Saiful, 2003)
Lengas tanah disamping
berguna bagi tanaman, juga berperan dalam proses pergerakan hara dalam tanah
sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pemupukan (Dyan, 2009). Perlakuan
kandungan lengas tanah pada tanaman hidroponik. Yaitu dengan cara menghentikan
pengairan dan kemudian kandungan lengas tersebut dipertahankan dengan berbagai
aras (Muljanto, 2007)
` Lengas yang terserap dibedakan
menjadi (Masganti, 2002) :
a.
Lengas terabsorbsi
b.
Lengas yang tertahan secara
osmosis
Lengas terabsorbsi
merupakan lengas yang terserap pada bidang antar muka zat padat (air oleh gugus
polar berbobot molekul tinggi). Lengas yang bertanggungjawab terhadap
pembekakan koloid-koloid hidrofolik yang mempunyai structural adalah lengas
yang bertahan secara osmosis.
Keadaan kelembaban
tanah yang tanahnya tidakmemungkinkan lagi tanaman menyerap air darinya,
sehingga tanaman mengalami kekeringan dan mulailayu (mencapai titik layu) dan
mungkin akan mati kalau tigdak mendapat tamabahan air (Sutanto, 1995).
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.1 Kadar Lengas Pada Tiap
Jenis Tanah
Jenis Tanah
|
Diameter tanah
|
Rerata kadar lengas
|
Entisol
|
0,5 mm
|
4,65 %
|
2,0 mm
|
4,78 %
|
|
Bongkah
|
3,01 %
|
|
Alfisol
|
0,5 mm
|
10,17 %
|
2,0 mm
|
10,10 %
|
|
Bongkah
|
10,95 %
|
|
Ultisol
|
0,5 mm
|
9,47 %
|
2,0 mm
|
9,31 %
|
|
Bongkah
|
9,65 %
|
|
Rendzina
|
0,5 mm
|
18,90 %
|
2,0 mm
|
18,51 %
|
|
Bongkah
|
19,38 %
|
|
Vertisol |
0,5 mm
|
14,60 %
|
2,0 mm
|
14,32 %
|
|
Bongkah
|
11,02 %
|
Contoh perhitungan :
Rumus Kadar Lengas x 100%
Keterangan :
b-c : berat lengas tanah
c-a : berat tanah kering mutlak
· Tanah
ultisol diameter 0,5 mm ulangan 1 :
a=19,78
b=33,98
c=32,75
Rumus
KL = x 100%
= 9,48%
· Tanah
ultisol diameter 0,5 mm ulangan 2 :
a=30,98
b=43,58
c=42,49
Rumus
KL = x 100%
=9,47%
·
RATA-RATA = 9,47%
Praktikum
Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara I yang berjudul Kadar Lengas Tanah ini bertujuan
untuk mengetahui kadar lengas suatu
jenis tanah. Kadar lengas itu sendiri adalah sebagai kandungan air
(moisture) yang terdapat dalam tanah.Tanpa adanya
kandungan air dalam tanah maka tumbuhan tidak akan bisa tumbuh dan berkembang
mikro organisme dalam tanah tidak akan bisa hidup di dalam tanah.Air dalam
tanah akan diserap oleh tanaman demi kelangsungan hidupnya.Oleh karena itu air
yang terkandung dalam tanah akan berpengaruh terhadap tingkat kesuburan
tanah.Dalam percobaan ini,kadar lengas atau kandungan air falam dihitung dengan
menggunakan metode Gravimetri.Kadar
lengas diperoleh dari selisih berat sebelum dan sesudah dokeringkan.
Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi kandungan lengas tanah, yaitu anasir iklim, kandungan
bahan organik dan fraksi lempung tanah, topografi serta adanya bahan penutup tanah (baik organik maupun non organik). Anasir iklim
berpengaruh besar pada lengas tanah, yaitu selisih antara curah hujan dan penguapan/evaporasi,sebab dari kedua anasir ini akan menentukan
suatu tanah akan mengalami surplus atau defisit. Bahan organik
serta lempung mempunyai peran yang mirip dalam mengatur kandungan
lengas tanah yaitu sebagai penyimpan/penyekap air, hal tersebut terjadi karena
koloid mempunyai luas permukaan jenis besar sehingga berakibat pada kemampuannya menyimpan air yang relatif besar. Topografi atau relief berpengaruh pada kecepatan air masuk kedalam tanah dan dapat pula
mempercepat kehilangan lengas akibat dari aliran permukaan.Sedangkan
faktor penutup tanah berperan dalam
mengurangi evaporasi (penguapan), sehingga kandungan lengas lebih tahan lama/awet.
Percobaan kadar lengas tanah digunakan Entisol,
Ultisol, Alfisol, dan Vertisol, Rendzina yang memiliki
diameter 0.5 mm, 2 mm, dan bongkah. Berdasarkan dari hasil percobaan kadar lengas Entisol pada diameter 0.5 mm
yaitu 4,65%, diameter 2 mm yaitu 4,78% dan pada bongkah yaitu 3,01 %.
Kadar lengas pada Alfisol pada diameter 0.5 mm yaitu 10,17%, pada diameter 2 mm yaitu 10.10%, dan
pada bongkah 10,95%. Kadar
lengas Ultisol pada diameter 0.5 mm yaitu 9,47%, pada
diameter 2 mm yaitu 9,31%, dan pada bongkah yaitu 10,65%. Kadar lengas Rendzina pada diameter 0.5 mm yaitu 18,90%, diameter 2 mm yaitu 18,51% dan pada bongkah 19,38%. Kadar lengas Vertisol pada
diameter 0.5mm 14,60%, pada diameter 2 mm 14,32% dan pada bongkah 11,02%, sehingga urutan kandungan kadar lengas pada diameter 0.5 mm
yaitu Entisol < Ultisol < Alfisol < Vertisol < Rendzina, pada diameter
2mm, yaitu Entisol < Ultisol < Alfisol < Vertisol < Rendzina, pada
bongkah yaitu Entisol < Ultisol < Alfisol < Vertisol < Rendzina. Entisol
memliki kadar lengas tanah terendah dibanding jenis tanah lainnya baik pada
diameter 0.5 mm, 2 mm, maupun bongkah, hal tersebut terjadi karena tekstur Entisol
berupa pasiran dengan tekstur tersebut permeabilitasnya rendah atau porositasnya tinggi sehingga kurang menangkap air, oleh karena
itu tanah Entisol perlu banyak membutuhkan air, karena air yang hilang cukup tinggi. Alfisol, berdasarkan teori merupakan tanah yang berbentuk kapur
serta memiliki sifat fisika dan kimia yang cukup baik, selain dari itu tahan
terhadap erosi berdasarkan sifat-sifat tersebut, Alfisol dapat mengikat air
dari 9-10% didalam tubuhnya. Ultisol bersifat lembab serta terjadi pembentukan
plinthite dan fragipan yang mengakibatkan gerakan air dalam tanah sehingga
memungkinkan tanah jenis ini untuk bisa menyimpan air cukup baik. Vertisol
merupakan tanah lempung berat yang dapat mengkerut jika kering, dan mengembang
jika jenuh air, dari sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa Vertisol merupakan
jenis tanah yang memiliki kadar lengas yang tinggi.
Tanah Rendzina merupakan
tanah yang memliki bahan organik yang cukup tinggi sehingga tanahnya pun subur dengan
hanya sedikit pencucian, dengan tekstur lempung debuan jenis tanah memiliki
kadar lengas tertinggi( pada diameter 0.5 mm, 2
mm, dan bongkah).Untuk hasil penelitian
dari beberapa orang ahli tanah yaitu menurut Novrizal
dan Suwardji dalam peneletian yang
berjudul Prospek Pengembangan Tanaman Jarak Pagar (Jatropa curcas) pada Berbagai Order
Tanah di Pulau Lombok, Entisol memiliki kadar lengas
sebesar 35,18%, Alfisol 35,89% dan tanah Vertisol sebesar 29,36%.Sedangkan menurut (Dahlan
et al.,2008) kadar lengas entisol
berkisar 5,10%. Nilai tersebut jauh dari hasil percobaan yang telah
dilakukan.Sedangkan untuk jenis tanah lainnya menurut teori seharusnnya menurut teori
kadar lengas tanah yang tertinggi seharusnya pada Alfisol namun pada hasil percobaan justru kadar lengas pada diameter 0.5 mm, 2 mm, dan
bongkah yang tertinggi ialah Rendzina, hal tersebut terjadi mungkin disebabkan
karena tekstur Alfisol mempunyai kadar lempung yang tinggi, namun bahan induk
tanahnya berupa kapur sehingga tingkat permeabilitasnya lambat sehingga air
sulit menyerap kedalam porinya sehingga kadar lengasnya lebih rendah dibanding Rendzina.
Dalam teori disebutkan bahwa semakin kecil diameter tanah maka kadar lengas
yang tersimpan semakin tinggi karena luas permukaannya lebih besar dan ruang
antar partikel tanah yang terisi udara semakin sedikit, begitu pula sebaliknya.
Dalam
bidang pertanian, pengetahuan tentang kadar lengas sangat bermanfaat, karena
akan mengontrol serapan hara dan pernafasan akar-akar tanaman yang akan berpengaruh
pada pertumbuhan tanaman. Selain itu dapat juga digunakan untuk mengetahui
kapasitas lengas maksimum suatu tanah, sehingga dapat diketahui daya simpan
lengasnya demi menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta
keberhasilan dalam pembudidayaan dibidang pertanian.
Kadar
lengas suatu tanah dapat diketahui dengan beberapa macam metode yaitu
gravimetric, volumetric, tensiometer, pancaran neutron, calcium carbide dan TDR
(Time Domain Reflektometri). Prinsip kerja metode gravimetri yaitu dengan menghitung
selisih berat antara sebelum dan sesudah dikeringkan.Untuk volumetri yaitu
dengan membandingkan volume air yang ada dalam tanah dengan volume tanah.
Metode tensiometri yaitu alat ukur
dengan prinsip kerjanya dengan pengukuran tekanan/potensial(hisapan) matrik
tanah terhadap air.Pancaran neutron dengan menghitung pancaran partikel neutron
yang menabrak air tanah dan tercatat oleh detector. Calcium carbide yaitu
dengan mengukur tekanan yang dicatat oleh manometer akibat desakan gas hasil
reaksi antara bahan karbit dengan air tanah dan TDR dengan cara mengukur
konstanta dielektrikum air yang berkaitan dengan banyak sedikitnya lengas dalam
tanah.
Pada
praktikum ini metode yang digunakan adalah gravimetric. Keuntungan dari metode
gravimetric adalah harganya murah dan untuk mengetahui nilai kadar lengas
tanahnya tergolong cepat. Namun metode
gravimetri juga mempunyai kelemahan, yaitu timbangan harus sensitive karena
diperlukan ketelitian yang tinggi dalam pembacaan data agar hasil tidak salah
dan menyimpang.Salah satu contoh timbangan yang memliki sensitivitas tinggi
adalah timbangan elektrik(harganya cukup mahal dibandingakan dengan timbangan
biasa).
IV. KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa:
a.
Pada tanah berdiameter 0,5 mm diperoleh
kadar lengas Rendzina (18,90%) > Vertisol (14,60%) > Alfisol (10,17%) > Ultisol (9,47%) > Entisol (4,65%).
b.
Pada tanah berdiameter 2 mm
diperoleh kadar lengas Rendzina
(18,51%) > Vertisol (14.32%) > Alvisol (10,10%) > Ultisol (9,31%) > Entisol (4,78%).
c.
Pada contoh tanah bongkah
diperoleh kadar lengas Rendzina
(19,38%) > Vertisol (11,02%) > Alfisol (10,95%) > Ultisol (9,65%) > Entisol (3,01%).
Dahlan,
M., Mulyati, dan N. W. D. Dulur. 2008.
Studi aplikasi pupuk organik dan anorganik terhadap perubahan beberapa tanah
Entisol. Jurnal Agroteksos Vol. 18 No.
1-3: 20-26.
Novrizal dan Suwardji. 2007. Prospek pengembangan
tanaman jarak pagar (Jatropa Curcas)
pada berbagai order tanah di pulau Lombok. Jurnal Pertanian: 23-30.
DAFTAR
PUSTAKA
Ayehara,
S. and D.D. Wamake.2005.Soil mosture and temperature effect on nitrogen
release from organik nitrogen source. Soil Science
Society of America Journal 69: 30 – 12.
Dahlan,
M., Mulyati, dan N. W. D. Dulur. 2008.
Studi aplikasi pupuk organik dan anorganik terhadap perubahan beberapa tanah
Entisol. Jurnal Agroteksos Vol. 18 No.
1-3: 20-26.
Dyan. 2009. Pengaruh Pupuk Organik dan Lengas Tanah Terhadap Pertumbuhan
Bibit <http://www.dostoc.com> diakses pada tanggal 20 April 2013.
Hanafiah, Kemas Ali. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Rajawali Putera, Jakarta.
Hardjowigeno,
S. 1995. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Ressindo. Jakarta.
Masganti,
T. 2002. Metode pengukuran kadar air tanah gambut. Jurnal Tanah dan Air I:
42-48.
Muljanto. 2007. Pemberian kalium pada
perlakuan cekaman lengas. Jurnal Ilmu Pertanian 1997, I: 23-30
Novrizal dan Suwardji. 2007. Prospek pengembangan
tanaman jarak pagar (Jatropa Curcas)
pada berbagai order tanah di pulau Lombok. Jurnal Pertanian: 23-30.
Roe,
H.B. 1950. Moisture Requitments in Agriculture.Me Grow-Hill Book Company Inc.,
New York.
Sutanto,
R. 1997. Fisika Kimia Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Mari berbagi ilmu,kunjungi blog saya ya
ReplyDeletehttps://mamanyagendhis.blogspot.co.id/2016/10/kadar-lengas-tanah-kering-angin.html