LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR TEKNOLOGI BENIH
ACARA V
PENGARUH BESAR BENIH TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BIBIT
Disusun oleh:
Nama : Zaki Abdurrahman
NIM : 12904
Golongan : C3
Asisten : Dhinai Saraswati
Efri Nuryani
Wita Dian S
LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
ACARA V
PENGARUH BESAR BENIH TERHADAP
KECEPATAN BERKECAMBAH BIBIT
ABSTRAKSI
Praktikum Dasar-dasar Teknologi Benih Acara V yang berjudul Pengaruh besar benih terhadap kecepatan berkecambah bibit dilakukan pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2016 di Laboratorium Teknologi Benih, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui kemampuan benih untuk berkecambah, muncul dan tumbuh di lapangan pada benih yang berbeda ukurannya.Alat-alat yang diperlukan adalah cawan petri, bak pekercambahan, oven, pinset, timbangan gdigital, dan germinator. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah benih kacang tanah (Arachis hypogaea). Dari hasil analisis dapat disimpulkan Benih (Kesimpulan belum).
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang ahli fisiologi tanaman Inggris, V.H. Blackman (1919), menyatakan bahwa biji-biji yang besar akan menghasilkan tanaman yang lebih besar dibandingkan dengan yang berasal dari biji-biji yang kecil. Disini ditekankan bahwa ukuran besar bibit akan tergantung ukuran besar benih yang ditanam. Namun nampaknya hanya berlaku pada pertumbuhan awal suatu tanaman. Ukuran biji yang dihasilkan suatu varietas tanaman sangat bervariasi. Besar kecilnya biji menunjukkan banyak sedikitnya kandungan substrat yang ada dalam benih tersebut. Biji berukuran besar biasanya mempunyai cadangan makanan yang lebih besar, sehingga energi yang digunakan untuk proses perkecambahan juga semakin besar. Hal ini akan mempengaruhi kekuatan pemunculan ke permukaan tanah, yang lebih besar dibandingkan benih yang lebih kecil. Semakin cepat benih atau bibit muncul ke permukaan tanah, semakin cepat pula bibit terhindar dari pengaruh jelek tempat tumbuh.
Kandungan endosperm merupakan faktor internal biji yang berpengaruh terhadap keberhasilan perkecambahan biji, karena hal ini berhubungan dengan kemampuan biji melakukan imbibisi dan ketersediaan sumber energi kimiawi potensial bagi biji. Terutama pada awal fase perkecambahan dimana biji membutuhkan air untuk perkecambahan, hal ini dicukupi dengan menyerap air secara imbibisi dari lingkungan sekitar biji, setelah biji menyerap air maka kulit biji akan melunak dan terjadilah hidrasi protoplasma, kemudian enzim-enzim mulai aktif, terutama enzim yang berfungsi mengubah lemak menjadi energi melalui proses respirasi.
Penelitian-penelitian tentang pengaruh besar benih terhadap kekuatan tumbuh dan hasil selalu memberikan kesimpulan yang tidak sama, bahkan bertentangan. Beberapa peneliti melaporkan bahwa kekuatan tumbuh benih dan hasil tanaman yang diperoleh akan lebih besar bila benih-benih kecil dibuang pada saat prosesing benih, sehingga hanya benih besar yang besar yang dipakai untuk pertanaman. Peneliti-peneliti yang lain menyatakan bahwa meskipun ada perbedaan kekuatan tumbuh benih, tetapi adalah tidak praktis untuk membuang benih-benih yang kecil. Sekelompok peneliti yang lain melaporkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara penanaman benih kecil dan besar.
B. Tujuan
Mengetahui kemampuan benih untuk berkecambah, muncul dan tumbuh di lapangan pada benih yang berbeda ukurannya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Di saat faktor lingkungan seperti kelembaban dan suhu mengkin menekan pengaruh terbesar dari perkecambahan benih, kemunculan dan penampilan awal persemaian, faktor seperti besar benih, berat, dan berat jenis juga sangat penting. Banyak penelitian mengindikasikan bahwa semakin besar suatu benih, semakin bagus perkecambahannya dan semakin tinggi angka pertumbuhannya (Crocker dan Barton, 1957).
Bagian terpenting pada biji kacang tanah adalah kulit, embrio dan endosperm. Perbedaan ukuran kacang tanah bisa disebabkan karena perbedaan kadar banyaknya endosperm dalam biji. Endosperm dalam biji digunakan biji sebagai cadangan makanan dalam proses perkecambahan. Semakin besar biji maka cadangan makanan yang terkandung di dalamnya semakin banyak untuk perkecambahan yang terjadi. Cadangan makanan yang banyak menyebabkan aktivitas respirasi semakin cepat dan mendukung pembentukan organ baru (Istighfarah, 2003).
Benih dengan ukuran yang lebih kecil memberi hasil biji yang lebih rendah 10 – 45%. Biji yang lebih besar menghasilkan luas kotiledon dua kali lipat dan potensi fotosintetiknya lebih tinggi dibandingkan dengan biji kecil. Laju pertumbuhan kecambah jagung meningkat dengan semakin besarnya ukuran biji dan benih yang berbentuk bulat lebih tinggi laju pertumbuhannya daripada yang berbentuk pipih. Biji yang berbentuk bulat besar biasanya terdapat di dasar tongkol dan bulat kecil pada ujung tongkol. Sekitar 75% dari biji di antara kedua tipe tersebut di atas berbentuk pipih. Biji yang berbentuk pipih ini berbeda-beda ukurannya dari kecil sampai besar (Gusta et al.,2003).
Pada umumnya tanaman dari benih yang lebih besar mempunyai nilai tinggi tanaman, gaya berkecambah dan panjang akar yang lebih besar daripada tanaman dari benih kecil, karena cadangan makanan awal yang lebih banyak pada benih yang berukuran besar sehingga kemampuan membentuk epikotil dan radicle akan lebih besar dan kuat. Pada kenyataannya benih-benih yang berukuran besar tidak selalu memberi pengaruh yang lebih baik sebagai contoh hasil penelitian. Pada beberapa jenis gandum benih yang berukuran kecil dapat segera berkecambah walaupun ukurannya hanya sepersepuluh dari benih yang berkembang normal, begitu juga pada benih tanaman lobak yang berukuran besar, sedang dan kecil mempunyai persentase perkecambahan yang sama. Dengan kata lain, besar benih hanya berpengaruh pada pertumbuhan awal suatu tanaman, sedangkan pertumbuhan selanjutnya tergantung pada media tanamnya. Makin cepat bibit muncul ke permukaan tanah, makin cepat bibit terhindar dari pengaruh jelek tempat pertumbuhannya (Miller,1938).
Benih tanaman dengan ukuran yang lebih besar akan memiliki cadangan makanan yang lebih banyak daripada benih dengan ukuran yang lebih kecil sehingga kemampuan berkecambah juga akan lebih tinggi karena cadangan makanan yang dirubah menjadi energi juga semakin banyak. Walaupun benih berasal dari varietas yang sama, ukuran yang lebih besar akan mampu tumbuh relatif cepat dibandingkan dengan ukuran benih yang lebih kecil (Thomson, 1979).
Kandungan cadangan makanan akan mempengaruhi berat suatu benih. Hal ini tentu akan mempengaruhi besar produksi dan kecepatan tumbuh benih, karena benih yang berat dengan kandungan cadangan makanan yang banyak akan menghasilkan energi yang lebih besar saat mengalami proses perkecambahan. Hal ini akan mempengaruhi besarnya kecambah yang keluar dan berat tanaman saat panen. Kecepatan tumbuh kecambah juga akan meningkat dengan meningkatnya besar benih (Sadjad et al.,1974).
III.
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum Dasar-dasar Teknologi Benih Acara V yang berjudul Pengaruh besar benih terhadap kecepatan berkecambah benih dilakukan pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2016 di Laboratorium Teknologi Benih, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat-alat yang diperlukan adalah cawan petri, bak perkecambahan, oven, pinset, timbangan digital, dan germinator. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah benih kacang tanah (Arachis hypogaea).
Cara kerja dalam praktikun ini yaitu diambil contoh benih dan dipisahkan benih berdasarkan ukuran (besar, sedang, dan kecil) dengan masing-masing 150 benih sebanyak 4 ulangan. Di uji daya tumbuh dan indeks vigor pada cawan petri dengan media kapas dan kertas filter. Jumlah benih 100 pada setiap cawan petri dan diulang sebanyak 4 kali selama 7 hari. Di uji pertumbuhan bibit pada media pasir di dalam bak perkecambahan. Jumlah benih 50 dan diulang sebanyak 4 kali selama 14 hari. Diamati perkecambahannya setiap hari hingga hari ke-7. Pada hari ke-14, diambil 5 sampel bibit dari masing-masing ulangan dan diukur tinggi bibit, jumlah daun, luas daun, diameter batang, dan bobot kering bibit untuk menghitung nilai indeks vigor hipotetiknya.
IV.
HASIL PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
A. Petridish
Benih Kedelai
|
Jumlah yang Berkecambah pada Hari Ke-
| |||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
Jml biji yang berkecambah
| |
Kecil
|
5.25
|
5.75
|
16.25
|
18.25
|
13
|
3.25
|
3.25
|
65
|
Sedang
|
2.5
|
11
|
9.75
|
21
|
19
|
13.75
|
5.75
|
82.75
|
Besar
|
6.5
|
10.5
|
12.75
|
18.25
|
12.5
|
16
|
8.25
|
84.75
|
Benih Kedelai
|
GB Per Hari
| ||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
| |
Kecil
|
5.25
|
11
|
27.25
|
45.5
|
58.5
|
61.75
|
65
|
Sedang
|
5
|
13.5
|
23.25
|
44.25
|
63.25
|
77
|
82.75
|
Besar
|
4.75
|
17
|
29.75
|
48
|
60.5
|
76.5
|
84.75
|
Anova
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Between Groups
|
945.5
|
2
|
472.75
|
1.012674
|
0.401168
|
4.256495
|
Within Groups
|
4201.5
|
9
|
466.8333
| |||
Total
|
5147
|
11
|
F hitung < F tabel, tidak ada beda nyata (ns)
B. Bak Pasir
Benih Kedelai
|
Jumlah Benih yang Berkecambah
|
Kecil
|
33.5
|
Sedang
|
36.75
|
Besar
|
38.5
|
Benih Kedelai
|
GB
|
Kecil
|
33.5
|
Sedang
|
36.75
|
Besar
|
38.5
|
Anova
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Between Groups
|
51.5
|
2
|
25.75
|
2.498652
|
0.13705391
|
4.256495
|
Within Groups
|
92.75
|
9
|
10.30556
| |||
Total
|
144.25
|
11
|
F hitung < F tabel, tidak ada beda nyata (ns)
Benih
|
PB
|
JD
|
PA
|
Kecil
|
5.255
|
3.7
|
12.04
|
Sedang
|
5.04
|
4.1
|
18.21
|
Besar
|
4.055
|
3.9
|
14.115
|
Keterangan
PB : panjang batang
JD : jumlah daun
PA : panjang akar
Anova panjang batang
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Between Groups
|
3.2753
|
2
|
1.637633333
|
3.506709
|
0.074802
|
4.256495
|
Within Groups
|
4.203
|
9
|
0.467
| |||
Total
|
7.4783
|
11
|
F hitung < F tabel, tidak ada beda nyata (ns)
Anova jumlah daun
Source of Variation
|
SS
|
Df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Between Groups
|
0.32
|
2
|
0.16
|
1.894737
|
0.205709
|
4.256495
|
Within Groups
|
0.76
|
9
|
0.084444444
| |||
Total
|
1.08
|
11
|
F hitung < F tabel, tidak ada beda nyata (ns)
Anova panjang akar
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Between Groups
|
78.858
|
2
|
39.42903333
|
4.516389
|
0.043834
|
4.256495
|
Within Groups
|
78.572
|
9
|
8.730211111
| |||
Total
|
157.43
|
11
|
F hitung > F tabel, ada beda nyata (*)
Analisis DMRT panjang akar
Perbandingan
|
P
|
Selisih
|
SSR
|
DMRT
|
kesimpulan
|
Besar - Sedang
|
2
|
4.095
|
3.2
|
4.727509
|
ns
|
Besar - Kecil
|
3
|
6.17
|
3.34
|
4.934337
|
*
|
Sedang - Kecil
|
2
|
2.075
|
3.2
|
4.727509
|
ns
|
Selisih < DMRT, tidak ada beda nyata (ns)
Selisih > DMRT, ada beda nyata (*)
V. PEMBAHASAN
Kecepatan berkecambah merupakan salah satu ukuran vigor benih. Vigor benih merupakan ukuran potensi benih untuk kecepatan berkecambah, keserempakan tumbuh dan perkembangan kecambah normal pada kondisi lapangan yang beragam, dan penampilan yang seragam. Dari kecepatan berkecambah benih, benih tanjung berukuran besar lebih vigor dibandingkan dengan ukuran benih lainnya (ukuran sedang dan kecil).
Deskripsi data di atas menunjukkan bahwa ukuran benih mempengaruhi kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah dan vigor. Menurut Schmidt, benih yang berukuran besar cenderung berkecambah lebih cepat dan menghasilkan semai yang lebih besar dan vigor lebih besar daripada benih yang berukuran lebih kecil, karena ukuran embrio dan cadangan makanan yang lebih besar. Benih kedelai yang berukuran besar selain lebih cepat berkecambah juga berpengaruh terhadap kemampuan untuk pertumbuhan tinggi bibit. Dengan demikian, benih yang besar menghasilkan bibit yang pertumbuhannya lebih cepat daripada yang kecil.
Benih yang lebih besar mempunyai nilai tinggi tanaman, gaya berkecambah, indeks vigor dan panjang akar yang lebih besar daripada tanaman dari benih kecil, karena cadangan makanan awal yang lebih banyak pada benih yang berukuran besar sehingga kemampuan membentuk epikotil dan radicule akan lebih besar dan kuat. Akan tetapi besar benih hanya berpengaruh pada pertumbuhan awal suatu tanaman, sedangkan pertumbuhan selanjutnya tergantung pada media tanamnya. Semakin cepat bibit muncul ke permukaan tanah, makin cepat bibit terhindar dari pengaruh yang jelek pada tempat pertumbuhannya.
Petridish
Pada grafik di atas terlihat bahwa ada perbedaan antara daya tumbuh benih kacang tanah (Arachis hypogaea) yang berukuran besar, sedang, dan kecil. Biji kacang tanah yang berukuran besar menunjukkan hasil daya tumbuh yang paling tinggi dibandingkan dengan biji yang berukuran sedang maupun kecil. Hasil ini dapat dijelaskan karena pengaruh banyak sedikitnya kandungan endosperm pada biji, dimana kandungan endosperm pada biji yang berukuran besar tentu lebih banyak daripada biji berukuran sedang maupun kecil. Pada grafik jumlah biji berkecambah di atas terlihat bahwa pada ketiga perlakuan, jumlah biji berkecambah paling banyak adalah pada hari pengamatan ke-dua. Artinya, indeks vigaor ketiganya sama-sama tercapai pada hari ke-dua setelah tanam. Jika dibandingkan antar ketiga perlakuan, terlihat bahwa jumlah biji berkecambah paling banyak adalah pada perlakuan biji ukuran besar. Hasil ini dapat dijelaskan karena jika suatu kelompok benih dengan ukuran seragam dan besar berarti mencerminkan kualitasnya yang baik, dimana kualitas benih tersebut dapat dinilai dari nilai daya tumbuh dan indeks vigor benih. Nilai daya tumbuh maupun indeks vigor tersebut dapat dihitung dari data jumlah benih berkecambahnya. Artinya jika semakin banyak jumlah total biji berkecambah sampai akhir pengamatan berarti menunjukkan nilai daya tumbuh yanag semakin baik. Jika semakin banyak jumlah biji berkecambah pada satu hari selama kurun waktu pengamatan tertentu berarti semakin tinggi nilai indeks vigornya.
Bak pasir
Histogram ini menunjukan hubungan antara ukuran benih dengan besar gaya berkecambah benih Kacang tanah (Arachis hypogeae) pada metode bak pasir. Benih yang berukuran besar memiliki gaya berkecambah paling tinggi yaitu sebesar 38,5%. Besar gaya berkecambah menggambarakan kemampuan benih untuk berkecambah. Benih yang berukuran sedang memiliki gaya berkecambah sebesar 36,75%. Sedangkan benih berukuran sedang memiliki gaya berkecambah paling kecil yaitu sebesar 33,5%. Hal ini membuktikan bahwa besarnya benih mempengaruhi kemampuan benih untuk berkecambah yang digambarkan melalui gaya berkecambah.
A. Histogram panjang akar
Berdasarkan histogram diatas menunjukkan bahwa benih berukuran sedang memiliki panjang akar yang paling tinggi yaitu 18,21 cm. Benih berukuran besar memiliki panjang akar 14,115 cm. Sedangkan benih kecil memiliki panjang akar paling rendah yaitu 12,04 cm. Pertumbuhan akar biasanya dipengaruhi oleh pertumbuhan batang. Jika pertumbuhan batang cepat maka pertumbuhan akarnya cenderung lambat. Hal ini terjadi pada benih berukuran besar dan benih berukuran sedang.
B. Histogram panjang batang
Histogram ini menunjukkan hubungan antara ukuran benih dengan tinggi tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae). Benih berukuran besar memiliki tinggi tanaman / bibit 4,055 cm. Benih berukuran sedang memiliki tinggi tanaman/bibit sebesar 5,04 cm. Sedangkan benih berukuran kecil memiliki tinggi tanaman/bibit paling tinggi yaitu 5,255 cm. Hal ini tidak sesuai dengan teori, seharusnya panjang batang terpanjang ada pada benih besar. Benih yang besar memiliki cadangan makanan yang banyak sehingga pembentukan dan pertumbuhan batang bibit berjalan cepat. Ini dapat terjadi mungkin adanya pengaruh faktor lingkungan, sehingga benih yang kecil memenangkan kompetisi dalam penyerapan zat hara yang menyebabkan pertumbuhan batang menjadi cepat.
C. Histogram jumlah daun
Histogram diatas menunjukkan hubungan antara ukuran benih dengan jumlah daun kacang tanah (Arachis hypogeae). Benih sedang memiliki jumlah daun paling banyak yaitu 4,1. Benih berukuran besar memiliki jumlah daun sebanyak 3,9. Benih berukuran kecil mampu membentuk bibit dengan jumlah daun paling rendah sebanyak 3,7. Berdasarkan hasil pengamatan ternyata ukuran benih tidak mempengaruhi jumlah daun. Ini tidak sesuai dengan teori. Seharusnya pembentukan daun terbanyak ada pada benih besar karena benih yang besar memiliki cadangan makanan yang banyak sehingga kemampuan untuk pertumbuhan daun lebih tinggi.
Hasil pengamatan ini dapat dijadikan dalam pengambilan keputusan bagi petani kacang tanah (Arachis hypogeae). Misalnya benih besar tidak memiliki beda nyata dengan sedang dalam hal gaya berkecambah, jumlah daun, dan panjang akar. Panjang akar mempengaruhi jumlah kacang yang dihasilkan. Petani lebih baik memilih benih sedang karena tidak ada bedanya dengan benih berukuran besar. Hal ini berhubungan dengan berat benih, sehingga petani harus memperhitungkan keuntungan menggunakan benih sedang atau kecil yang berhubungan juga dengan biaya produksi.
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Crocker, W. and L.V. Barton. 1957. Physiology of Seeds. Chronica Botanica Co., Waltham.
Gusta, L. V., E. N. Johnson, N. T. Nesbit, K. J. Kirkland. 2003. Effect of seeding date on canola seed vigor. Journal of Plant Science 45: 32-39.
Istighfarah, Z., Kartika. D dan Afifatul. 2003. Pengaruh ukuran benih dan dosis pupuk N terhadap kuantitas dan kualitas hasil benih. Jurnal Ilmiah Faperta Universitas Andalas 1: 8-20.
Miller, E. C. 1938. Plant Physiology. Mc Graw Hill Book Co., Inc. New York.
Thomson, J. R. 1979. seed quality, seed multiplication systems, agronomy of seed production and seed storage. Journal of Seed Technology 5: 201-224.
Sadjad, S., M. Poernomohadi, Z. Jusup, dan Z. A. Pian. 1974. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Petridish
Ukuran Benih
|
Ulangan
|
Rerata GB
| ||||
1
|
2
|
3
|
4
| |||
Benih Besar
|
74
|
80
|
94
|
91
|
84.75
| |
Benih Sedang
|
61
|
83
|
95
|
92
|
82.75
| |
Benih Kecil
|
21
|
59
|
92
|
88
|
65
| |
Anova: Single Factor
| ||||||
SUMMARY
| ||||||
Groups
|
Count
|
Sum
|
Average
|
Variance
| ||
Row 1
|
4
|
339
|
84.75
|
87.58333
| ||
Row 2
|
4
|
331
|
82.75
|
236.25
| ||
Row 3
|
4
|
260
|
65
|
1076.667
| ||
ANOVA
| ||||||
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Between Groups
|
945.5
|
2
|
472.75
|
1.012674
|
0.40116764
|
4.256495
|
Within Groups
|
4201.5
|
9
|
466.8333
| |||
Total
|
5147
|
11
|
F hitung < F tabel, tidak ada beda nyata (ns)
Bak pasir
Ukuran Benih
|
Ulangan
|
Rerata GB
| ||||
1
|
2
|
3
|
4
| |||
Benih Besar
|
35
|
41
|
37
|
41
|
38.5
| |
Benih Sedang
|
37
|
31
|
41
|
38
|
36.75
| |
Benih Kecil
|
33
|
31
|
34
|
36
|
33.5
| |
Anova: Single Factor
| ||||||
SUMMARY
| ||||||
Groups
|
Count
|
Sum
|
Average
|
Variance
| ||
Row 1
|
4
|
154
|
38.5
|
9
| ||
Row 2
|
4
|
147
|
36.75
|
17.58333
| ||
Row 3
|
4
|
134
|
33.5
|
4.333333
| ||
ANOVA
| ||||||
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Between Groups
|
51.5
|
2
|
25.75
|
2.498652
|
0.13705391
|
4.256495
|
Within Groups
|
92.75
|
9
|
10.30556
| |||
Total
|
144.25
|
11
|
F hitung < F tabel, tidak ada beda nyata (ns)
Panjang Batang
| |||||||||||||
Perlakuan
|
Ulangan
|
Rerata
| |||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
| ||||||||||
Benih Besar
|
4.1
|
4.22
|
3.64
|
4.26
|
4.055
| ||||||||
Benih Sedang
|
6.4
|
4.9
|
4.26
|
4.6
|
5.04
| ||||||||
Benih Kecil
|
4.5
|
4.96
|
5.58
|
5.98
|
5.255
| ||||||||
Anova: Single Factor
| |||||||||||||
SUMMARY
| |||||||||||||
Groups
|
Count
|
Sum
|
Average
|
Variance
| |||||||||
Row 1
|
4
|
16.22
|
4.055
|
0.081167
| |||||||||
Row 2
|
4
|
20.16
|
5.04
|
0.8904
| |||||||||
Row 3
|
4
|
21.02
|
5.255
|
0.429433
| |||||||||
ANOVA
| |||||||||||||
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
| |||||||
Between Groups
|
3.2753
|
2
|
1.637633333
|
3.506709
|
0.074802
|
4.256495
| |||||||
Within Groups
|
4.203
|
9
|
0.467
| ||||||||||
Total
|
7.4783
|
11
|
F hitung < F tabel, tidak ada beda nyata (ns)
Jumlah daun
Perlakuan
|
Ulangan
|
Rerata
| |||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
| ||||||||||
Benih Besar
|
4.2
|
4
|
3.8
|
3.6
|
3.9
| ||||||||
Benih Sedang
|
4
|
4
|
4
|
4.4
|
4.1
| ||||||||
Benih Kecil
|
3.2
|
3.6
|
4
|
4
|
3.7
| ||||||||
SUMMARY
| |||||||||||||
Groups
|
Count
|
Sum
|
Average
|
Variance
| |||||||||
Row 1
|
4
|
15.6
|
3.9
|
0.066667
| |||||||||
Row 2
|
4
|
16.4
|
4.1
|
0.04
| |||||||||
Row 3
|
4
|
14.8
|
3.7
|
0.146667
| |||||||||
ANOVA
| |||||||||||||
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
| |||||||
Between Groups
|
0.32
|
2
|
0.16
|
1.894737
|
0.205709
|
4.256495
| |||||||
Within Groups
|
0.76
|
9
|
0.084444444
| ||||||||||
Total
|
1.08
|
11
|
F hitung < F tabel, tidak ada beda nyata (ns)
Panjang akar
Perlakuan
|
Ulangan
|
Rerata
| |||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
| ||||||||||
Benih Besar
|
13.1
|
14.8
|
15.38
|
13.18
|
14.115
| ||||||||
Benih Sedang
|
12.6
|
21.26
|
18.38
|
20.6
|
18.21
| ||||||||
Benih Kecil
|
13.46
|
13.84
|
13.4
|
7.46
|
12.04
| ||||||||
SUMMARY
| |||||||||||||
Groups
|
Count
|
Sum
|
Average
|
Variance
| |||||||||
Row 1
|
4
|
56.46
|
14.115
|
1.324633
| |||||||||
Row 2
|
4
|
72.84
|
18.21
|
15.5052
| |||||||||
Row 3
|
4
|
48.16
|
12.04
|
9.3608
| |||||||||
ANOVA
| |||||||||||||
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
| |||||||
Between Groups
|
78.858
|
2
|
39.42903333
|
4.516389
|
0.043834
|
4.256495
| |||||||
Within Groups
|
78.572
|
9
|
8.730211111
| ||||||||||
Total
|
157.43
|
11
|
F hitung > F tabel, ada beda nyata (*)
Analisis lanjutan DMRT
Perbandingan
|
P
|
Selisih
|
SSR
|
DMRT
|
kesimpulan
|
Besar - Sedang
|
2
|
4.095
|
3.2
|
4.727509
|
ns
|
Besar - Kecil
|
3
|
6.17
|
3.34
|
4.934337
|
*
|
Sedang - Kecil
|
2
|
2.075
|
3.2
|
4.727509
|
ns
|
Selisih < DMRT, tidak ada beda nyata (ns)
Selisih > DMRT, ada beda nyata (*)
0 comments:
Post a Comment