TAN
MALAKA lahir di Suliku, Sumatera Barat pada tahun 1897. Setelah tamat sekolah,
ia melanjutkan pendidikannya di Harleem, Belanda pada tahun 1913. Enam tahun
kemudian ia kembali ke Indonesia untuk menjadi guru bagi anak-anak kaum buruh perkebunan di Sumatera.
Pada
tahun 1921, ia mulai dekat dengan kehidupan politik. Kedekatannya dengan
Serikat Islam dan VTSP (Serikat Buruh Kereta Api) membuatnya percaya
tentang persatuan islam dan komunis
untuk menghalau politik devide et impera dari kolonial Belanda. Sejak saat itu,
ia terlibat aktif dalam aksi-aksi mogok ataupun perlawanan buruh di beberapa
tempat. Akibatnya ia sempat dibuang ke kupang di tahun 1992. Selain itu, ia
juga sempat meloloskan diri ke Filipina dan Singapura.
Perjuangan
Tan Malaka tidak hanya terbatas pada perjuangan fisik. Semasa hidupnya ia telah
menghasilkan banyak karya tulis yang berisi tentang pemikiran-pemikirannya.
Kebanyakan dari karyanya itu merupakan manifestasi cita-citanya mewujudkan
kelahiran Republik Indonesia melalui revolusi. Hal itu pulalah yang membuatnya
menolak segala bentuk kompromi dengan penjajah, termasuk menolak perjanjian
Linggadjati tahun 1947 dan Renville tahun 1948. Kabarnya, ia ditembak mati pada
tanggal 19 Februari 1949 saat sedang memimpin aksi saat melawan agresi Belanda.
Jenazahnya tak pernah ditemukan karena dihanyutkan di sungai Brantas, Jawa
Timur.
0 comments:
Post a Comment