7/20/15

PERSAHABATAN 3 ANAK BANDEL

Hari ini aku berkumpul dengan sahabat-sahabat terbaik. Nama mereka adalah Ben dan Izat. Saat Sekolah Dasar (SD) aku sekelas dengan izat dari kelas 3 sampai kelas 6. Dulu Izat teman yang paling sering membelikan es harga 100 rupiah, uang saku ku hanya 500 rupiah. Kami belum terlalu dekat, sampai akhirnya izat meneruskan Sekolah Menengah Atas (SMP) di Jombang. Lulus SMP Izat menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di Purwokerto. Disitu adalah titik awal persahabatan ini terbentuk. Izat mempunyai teman namanya Ben, saat Izat masuk SMA dia mengenalkan aku dengan Ben.

Izat dan Ben bisa di bilang mempunyai hobi jalan-jalan. Awal kelas 10 kami sangat suka melihat konser musik Reggae. Pertama kalinya aku main dari jam 7 pagi sampai jam 6 (Maghrib) saat nonton konser Reggae di Banjarnegara dengan Izat. Pertama kalinya aku pergi ke Jogja dengan uang hanya 5 ribu pun dengan Izat dan Ben. Banyak yang menjadi pengalaman pertama bersama mereka. Banyak aku belajar mengenai kehidupan bersama mereka.

Ada pengalaman yang akan selalu teringat sampai tua nanti bersama mereka. Ketika pergi ke Jogja hanya dengan uang 5 ribu. Pengalaman amat berharga dan seru, walaupun hanya 2 hari 1 malam. Waktu itu aku sedang tidur dan tiba-tiba Izat membangunkan tidurku untuk pergi ke Joga. Jujur saat itu aku hanya punya uang 5 ribu di celengan bambu. Kami berangkat pagi lewat Stasiun Purwokerto dengan kereta Logawa tanpa tiket, menaiki ruang reatorasi kereta yang kosong. Sampai di Stasiun Lempuyangan kami tertangkap Polisi Khusus (polsus) karena tanpa tiket, tapi akhirnya di lepaskan. Kami langsug berjalan ke arah UNY untuk meminta legalisir Ijazah salah satu teman. Perasaan saat itu sangat malu karena muka yang kumel, memakai kaos, tanpa sepatu ke kantor UNY. Dari UNY kami jalan kaki ke Malioboro hanya ingin minum kopi jos, akhirnya jalan kaki lagi SMA N 1 Yogyakarta. Di perjalanan kami ditawari makan pengamen, kaki ini serasa mau copot. Akhirnya kami dapat tumpangan truk, km tidur diatas truk bermuatan. Rasanya seperti hampir mau pingsan kedinginan, saat subuh saya nekat minta minyak kayu putih di rumah warga. Truk hanya mengantarkan kami sampai Buntu, kami jalan kembali sampai ke kruput. Hopeless sudah rasanya, kaki udah gamau jalan kaki lagi. Kami hanya menunggu tumpangan sampai akhirnya ada pick up. Perjalanan melelahkan tapi tak terlupakan. Banyak ke jadian di jalan yang belum saya ceritakan.

Sekarang kami sudah terpisah karena kuliah yang semuanya berbeda kota. Izat di Semarang, Ben di Purwokerto, dan saya di Jogja. Ben semenjak lulus SMA hanya mau kuliah di TI, Izat dan aku fleksibel di banding Ben. Kami sering berkumpul saat liburan semester, rasanya masih tetap sama walaupun tidak se intens dulu bertemu. Bisa dikatakan setiap hari bertemu saat SMA. kami bertiga berbeda SMA, izat SMK 2 Purwokerto, Ben SMA 1 Purwokerto, dan saya SMA 5 Purwokerto. Perbedaan tersebut bukan jadi masalah, kami tetap bersahabat.

Kenapa saya memberi judul persahabatan anak bandel karena kami terlihat bandel di mata orang-orang. Hampir tiap malam kami berkumpul di angkringan Pak Udin sampai pagi, kami tidak melakukan hal yang aneh. Kami nyaman bertukar pikiran, hal tersebut membuat saya lebih tertarik kepada hal berbau sosial daripada matematika, biologi, fisika, atau kimia. Pernah saya mendapat nilai 0 di sekolah dalam ulangan Bahasa Inggris waktu kelas 12. Sampai banyak guru mengkhawatirkan saya tidak lulus. Kami membuktikan bahwa kami mampu, nilai bisa di dapat di kelas dalam bentuk angka. Tapi kesabaran, keuletan, ketegaran dll hanya bisa di dapatkan di luar kelas. Itu semua adalah nilai yang tidak terhingga. Nilai pendidikan itu penting, tapi ada yang lebih penting daripada itu semua yaitu hubungan manusia dengan tuhan nya dan hubungan manusia dengan mahluk hidup.

0 comments:

Post a Comment

KOMISARIAT PERSIAPAN HMI AGROKOMPLEKS UGM
Powered by Blogger.

Recent Post

Total Pageviews

KOMISARIAT PERSIAPAN HMI AGROKOMPLEKS UGM