7/11/15

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR ACARA V PENENTUAN POLA TANAM BERDASARKAN KEADAAN IKLIM



A.       LATAR BELAKANG
Berdasarkan iklim global Wilayah Kepulauan Indonesia sebagian besar tergolong dalam zona iklim tropikal basah dan sisanya termasuk zona iklim pegunungan atau tropika monsun. Variasi suhu udara di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat (altitude). Suhu udara akan semakin rendah pada tempat yang tinggi. Fluktuasi suhu musiman tak terjadi pada wilayah kepulauan Indonesia. Fluktuasi suhu musiman yang minimal merupakan ciri dari daerah tropika.
Di daerah tropika usaha tani dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Kebutuhan air menjadi suatu gambaran bagi keperluan tumbuhnya tanaman sampai tanaman siap panen. Pertimbangan mengenai air ini meliputi: jenis tanaman, keadaan medan tanaman (tanah), sifat-sifat tanah, cara pemberian air, iklim, waktu tanam (pola tanam), kandungan air tanah, efisiensi irigasi, curah hujan efektif, koefisien tanaman bulanan, pemakaian air konsumtif, perkolasi, kebutuhan air untuk tanaman, dan kebutuhan air di sawah.
Pola tanam merupakan suatu susunan urutan periode tanam dari satu atau beberapa jenis tanaman semusim dalam suatu periode waktu tertentu. Pola tanam umumnya dibuat untuk periode 2 tahun berurutan. Penentuan pola tanam yang tepat akan sangat mempengaruhi keberhasilan panen, terlebih lagi pada usaha pertanian tanpa irigasi (tadah hujan), atau setidaknya akan meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi.
Dalam penentuan pola tanam banyak faktor yang harus dipertimbangkan, tetapi faktor tersebut dapat disederhanakan dengan hanya mempertimbangkan faktor iklim saja. Penentuan pola tanam berdasarkan iklim ini didasarkan atas imbangan jumlah presipitasi dan besarnya evapotranspirasi, sebagian lagi menjadi limpasan langsung (direct run off), sebagian lagi akan masuk sebagai infiltrasi yang akan menjenuhkan tanah atas (top soil) kemudian menjadi perkulasi ke ground water yang akan keluar menjadi base slow.
Di daerah yang memiliki lahan kering lebih luas dibanding dengan lahan persawahan, dapat memanfaatkannya sebagai lahan untuk menghasilkan produk pertanian. Akan tetapi kadang keuntungan yang diperoleh tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan karena penguasaan lahan petani yang sempit dan perencanaan usaha tani yang belum dilakukan dengan baik. Salah satu cara peningkatan pendapatan petani adalah dengan penerapan optimasi pola tanam sebagai bentuk perencanaan usaha tani yang baik. Pola tanam merupakan suatu urutan periode tanam dari satu atau beberapa jenis tanaman dalam suatu periode waktu tertentu. Pola tanam yang tepat akan sangat mempengaruhi keberhasilan panen, terlebih lagi pada usaha pertanian tanpa irigasi (tadah hujan) atau setidaknya akan meningkatakn efisiensi penggunaan air irgasi. Dengan mengetahui rata-rata curah hujan tahunan, kita dapat memprediksi kebutuhan air tiap tanaman dan dapat mengetahui apakah tanaman tersebut bisa ditumpang sarikan dengan tanaman lain atau atau ditumpang gilirkan atau hanya bisa ditanam sendiri saja (monokultur). Maka dengan  menentukan pola tanam yang optimal, kita dapat mengusahakan produk pertanian untuk mendapatkan keuntungan besar.

B.     TUJUAN
Untuk mengetahui manfaat data iklim dalam membuat pola tanam di suatu daerah.



















I.                   TINJAUAN PUSTAKA
Keadaan cuaca adalah salah satu syarat penting untuk pengelolaan pertanian. Tanaman tidak bertahan hidup dalam keadaan cuaca yang buruk. Penanaman tanaman yang tepat untuk periode dan keadaan tanah yang sesuai dengan memperhatikan keadaan cuaca dan cara pemanfaatannya maka dapat dilaksanakan. Cuaca dapat digunakan untuk sosialisasi pemberian pupuk, menghindarkan kerusakan-kerusakan akibat penyakit, serangga, dan pemberian bahan-bahan kimia. Faktor-faktor cuaca yang penting untuk pertanian adalah jumlah jam penyinaran matahari dan radiasi matahari. Jumlah jam penyinaran matahari menentukan tingkat  pembuangan tanaman dan radiasi matahari menentukan kenaikan suhu. Suhu mempengaruhi pembuangan, pembuahan,dan panen tanaman (Anonim, 2005).
Tiap tanaman membutuhkan keadaan cuaca dan iklim tertentu untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Syarat itu dapat dipenuhi dengan cara menyesuaikan diri terhadap cuaca dan iklim yang ada, mengatur lingkungan sehingga diketahui unsur-unsur cuaca dan iklim yang dibutuhkan. Dengan demikian dapat dihindarkan akibat dari keadaan cuaca yang membahayakan tanaman. Dengan diketahuinya keadaan iklim suatu daerah maka jangka waktu penggunaan tanaman dalam setahun pergiliran dapat diatur dengan tepat (Hassan, 1981).
Berbagai pola penanaman tumpangsari telah terbukti ungggul dalam pola tanam di lahan kering. Di samping sebagai upaya diversifikasi komoditas, pola tumpang sari terbukti dapat memanfaatkan lahan dan energi dengan lebih baik. Interaksi yang terjadi dalam bentuk pola tanam ini diharapkan mendorong terjadinya efisiensi produksi, pencapaian produksi yang optimal, dan peningkatan diversifikasi usaha, peningkatan daya saing produk pertanian yang dihasilkan, sekaligus mempertahankan dan melestarikan sumberdaya lahan (Pribadi, 2007).
Secara umum curah hujan di Indonesia terbagi menjadi tiga pola hujan yaitu, pola ekuatorial, pola monsun, pola lokal. Pola ekuatorial berhubungan dengan pola pergerakkan zona konvergensi ke utara dan selatan mengikuti gerak semu matahari, dicirikan oleh dua kali maksimum curah hujan bulanan dalam satu tahun. Pola monsun dipengaruhi oleh angin darat dan angin laut dalam skala yang sangat luas, dicirikan oleh adanya perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan musim kemarau setiap tahunnya. Pola lokal dipengaruhi oleh kondisi suatu tempat. Faktor pembentuknya adalah naiknya udara ke dataran tinggi atau pegunungan serta pemanasan lokal yang tidak seimbang (Khomarudin, 2002).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat berpengaruh terhadap keadaan cuaca kemudian terhadap perkembangan penyakit anasir-anasir cuaca makro menunjukkan pola keragaman antar topoklimat yang lebih nyata dibandingkan anasir-anasir cuaca mikro kelembaban nisbi udara tambah curah hujan. Bukti-bukti sebagai anasir-anasir yang mendominan selain temperatur udara dan tanah (Gunadi,1997).
Hasil suatu jenis tanaman bergantung pada interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim, teknologi dan faktor ekonomi. Dari faktor lingkungan, maka faktor tanah lebih banyak dipelajari dan dipahami dibandingkan dengan faktor cuaca dan iklim. Cuaca dalam produksi pangan yang sukar dikendalikan. Oleh karena itu dalam usaha pertanian, pada umumnya cara-cara bertani disesuaikan dengan pemakaian teknologi tinggi termasuk panca usaha tani, juga dilakukan melalui pemanfaatan iklim, terutama untuk meningkatkan intensitas tanam dan penanaman ganda. Perencanaan pola tanam sebaiknya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat (Tjasjono, 1995).
Pengukuran hujan pertama di Indonesia dilakukan pada tahun 1866 dan hanya dilakukan di Jakarta. Penelitian tentang meteorologi pertanian terutama diarahkan kepada usaha untuk mengurangi kerugian akibat cuaca buruk yang mungkin mengakibatkan menimpa tanaman tersebut. Pada umumnya hujan diukur dengan penakar hujan di lapangan dengan hitung waktu harian (dasarian). Selanjutnya laporan ini dikumpulkan di pusat pelayanan meteorologi dan diseragamkan menjadi jumlah curah hujan bulanan. Suatu metode yang tidak menggunakan statistik untuk mengukur curah hujan yang rumit adalah metode penyusunan ranking (Oldeman et.al; 1982 cit. Wisnusubroto, 1999).












II.                METODOLOGI
Percobaan Acara 5 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 November 2008 di Laboratorium Agroklimatologi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu data curah hujan harian/dasarian selama beberapa tahun (minimal 10 tahun) dan data evaporasi potensial harian atau bulanan. Nilai koefisien tanaman (Kc) bulanan untuk beberapa tanaman, dan data periode setiap fase pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tanaman. Sedangkan alat yang digunakan yaitu kertas millimeter, plastik transparasi, spidol transpirasi, dan penggaris.

 
Pertama-tama curah hujan dihitung berdasarkan kriteria Mohr pada setiap 10 (dasarian). Nomor rangking dihitung (m) peluang curah hujan 75 % (PCH 75 %) dengan rumus sebagai berikut :
F =                                                                                                          (i)
F  = peluang curah hujan yang dikehendaki (75 %)
m  = nomor rangking (yang dicari)
n   = jumlah tahun (biasanya 10 tahun).
            Rangkingisasi dibuat urut dari yang besar pada setiap bulan dan setiap dasariannya. XCH 75 % dihitung (besarnya curah hujan pada peluang 75 %) dengan menggunakan interpolasi kemudian dibuat tabel sebagai berikut :

X CH
 75 %
Januari
s.d.
Desember
I
II
III
I
II
III
I
II
III










           
Dari data dalam tabel di atas kemudian dibuat tabel hitungannya selama 2 tahun (diulang  sebanyak dua kali). Histogram ini dibuat untuk membandingkan data curah hujan selama satu tahun dengan kebutuhan air suatu tanaman. Setelah membuat histogram curah hujan kemudian P dihitung, dicari dengan interpolasi dari Tabel Mean Daily Percentage (P) of Annual Day Time Hours for Different Latitudes.
Sebagai contoh :          P Januari :
                                                            P  =  0,26
            Setelah mencari data interpolasi, kemudian dilanjutkan dengan menghitung F dengan menggunakan rumus :
                       




 
F = P(0,46T+8)                                                                                               (ii)
T = rerata suhu.
Dengan mengunakan nilai F nilai Eto harian dengan melihat pada Grafik Prediction of Eto from Blanney-Criddle yaitu Eto BC. Kemudian setelah itu, Eto BC bulanan dan Eto dasarian dicari dengan menggunakan rumus:

 
 


  Eto BC bulanan = Eto BC harian x jumlah hari bulan yang bersangkutan              (iii)


 
dan
Eto BC dasarian =  Eto BC bulanan / 3                                                         (iv)
           
Setelah didapat Eto bulanan kemudian dicari Eto P (Penmann) karena kita berada pada daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta maka menggunakan rumus :

 
 


Eto P = -1,33+1,525 BC                                                                                (v)

BC = Eto bulanan Blanney Criddle
Eto P bulanan dan Eto P dasarian dihitung dan Eto umum dicari dengan menggunakan rumus :

 
 


Eto umum = Jumlah Eto P bulanan / 3                                                           (vi)

Setelah dihitung maka kemudian dibuat tabel seperti di bawah ini :
Bulan
Tmin
Tmax
P
F
Eto BC
Eto P
Harian
Dasarian
Bulanan
Harian
Dasarian
Bulanan
Januari
s.d.
Desember











Setelah data dimasukkan ke dalam tabel kemudian nilai Kc tanaman (dari tabel) setiap dasarian dan setiap fase tumbuhnya. Setelah itu nilai Etc umum dihitung pada tiap tanaman pada setiap dasarian selama fase tumbuhnya yaitu dengan menggunakan rumus :              
Etc umum = Kc x Eto umum 
 
 



Setelah nilai Etc umum dari setiap tanaman telah dihitung kemudian dibuat tabel seperti di bawah ini :
Tanaman
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
dst.
1.
2., dst












           
Dari data yang telah disalin ke dalam tabel kemudian untuk masing-masing jenis dibuat histogramnya pada plastik transparansi dengan Etc umum sebagai sumbu Y dan dasarian sebagai sumbu X. Kemudian histogram kebutuhan air tanaman (Etc umum) dari histogram PCH 75 % ditumpangtindihkan untuk memilih waktu tanaman yang sesuai untuk masing-masing jenis tanaman. Setelah itu pola tanaman untuk dua tahun tersebut ditentukan.


















III.             HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.1 DATA CURAH HUJAN TAHUN 1991-2000
NamaStasiun   : UGM Bulaksumur                                                    Tinggi  : 137 m
Kecamatan      : Depok                                                                       Lintang: 7° 46’ S
Kabupaten       : Sleman                                                                      Bujur   : 110° 23’ E

 






































                                                                                                                       




TABEL 4.2 RANGKINGISASI CURAH HUJAN PADA SETIAP BULAN DAN SETIAP DASARIAN
Ranking
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
1
235
203
286
258
231
172
367
217
206
244
171
109
90
40
49
77
146
53
2
188
167
198
251
206
147
112
174
128
179
161
87
67
26
28
67
121
33
3
187
166
186
216
174
147
88
160
121
125
125
72
42
23
24
62
46
23
4
156
141
175
197
102
132
84
113
107
106
107
68
27
17
7
26
4
6
5
149
135
147
154
92
115
64
107
105
96
92
63
18
13
3
10
3
1
6
127
133
110
149
92
100
37
105
97
74
86
61
18
4
2
3
2
0
7
118
99
104
103
88
97
34
95
69
36
47
33
12
4
0
0
0
0
8
102
86
93
101
69
93
29
60
68
21
45
28
4
2
0
0
0
0
9
87
37
68
99
52
50
29
29
61
15
30
18
3
1
0
0
0
0
10
24
22
31
79
44
50
21
3
16
7
21
1
0
0
0
0
0
0

Ranking
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
1
54
42
85
23
44
159
135
18
56
133
153
120
136
270
306
160
179
243
2
49
2
7
16
2
47
2
4
7
82
65
99
116
234
133
142
130
171
3
48
1
2
8
1
3
0
4
5
52
60
87
113
138
129
133
116
116
4
19
0
0
0
0
0
0
3
1
8
41
82
73
131
112
132
114
84
5
3
0
0
0
0
0
0
1
0
7
31
50
28
106
95
120
110
69
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
27
36
24
100
77
52
105
32
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
12
6
21
77
58
43
99
25
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
8
17
53
32
53
18
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
14
43
32
49
14
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
9
24
20
6
2

1.      Nomor Rangking (m) Peluang Curah Hujan 75% (PCH 75%)
F = peluang curah hujan yang dikehendaki = 75%
n = Jumlah tahun = 10 tahun
m = nomor ranking
kemudian nilai m di atas diinterpolasikan ke tabel X CH 75%
2.      Nilai X CH 75% (BesarCurahHujanpadaPeluang 75%) denganInterpolasi
RumusInterpolasi :

              











3.      Nilai P
Nilai P dapat dicari dengan cara interpolasi berdasarkantabel Mean Daily Percentage (P) of Annual Day Time Hours for Different Lattitude
Yogyakarta berada pada posisi 7° LS
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0.284
0.28
0.28
0.27
0.266
0.266
0.266
0.27
0.27
0.28
0.28
0.284

P (y) pada setiap bulan dicari dengan cara interpolasi:
Sebagai contoh pada bulan Januari, nilai P dapat dicari melalui:

Tabel 4.3 Nilai T berdasarkan rumus T Braack:              Tabel 4.4 Nilai F:
Bulan
T max
T min
T Rerata
Januari
30,792
23,293
27,042
Februari
30,692
23,293
26,992
Maret
31,092
23,293
27,192
April
31,392
22,893
27,142
Mei
31,392
22,893
27,142
Juni
31,192
22,693
26,942
Juli
31,092
21,593
26,342
Agustus
31,492
21,993
26,742
September
31,992
22,293
27,142
Oktober
32,191
22,792
27,492
Nopember
32,191
22,792
27,492
Desember
30,992
23,293
27,142

Bulan
Nilai F
Januari
5,805
Februari
5,717
Maret
5,742
April
5,531
Mei
5,449
Juni
5,425
Juli
5,351
Agustus
5,481
September
5,531
Oktober
5,781
Nopember
5,781
Desember
5,818

4.      Nilai F
Nilai F dapat dicari dengan rumus:


Contoh perhitungan F
Januari
Februari



5.      Dengan menggunakan nilai F dicari nilai Eto harian dengan melihat pada grafik “Prediction of Eto from Blanney – Criddle”
TABEL 4.5 TABEL NILAI ETO
Bulan
T min
T max
P
F
EtoBc
Eto P bulanan
harian
dasarian
Bulanan
harian
dasarian
Bulanan
1
23.293
30.792
0.284
5.805
4
41.3
124
4.967
51.327
153.98
2
23.293
30.692
0.28
5.717
3.9
36.4
109.2
4.81
44.893
134.68
3
23.293
31.092
0.28
5.742
3.9
40.3
120.9
4.81
49.7
149.11
4
22.893
31.392
0.27
5.531
4.5
45
135
5.73
57.3
171.9
5
22.893
31.392
0.266
5.449
3.8
39.27
117.8
4.662
48.174
144.522
6
22.693
31.192
0.266
5.425
3.8
38
114
4.662
46.62
139.86
7
21.593
31.092
0.266
5.351
4.9
50.63
151.9
6.34
65.513
196.54
8
21.993
31.492
0.27
5.481
5
51.67
155
6.492
67.084
201.252
9
22.293
31.992
0.27
5.531
3.8
38
11.4
4.662
46.62
139.86
10
22.792
32.191
0.28
5.781
4.5
46.5
139.5
5.73
59.21
177.63
11
22.792
32.191
0.28
5.781
3.6
36
108
4.357
43.57
130.71
12
23.293
30.992
0.284
5.818
3.8
39.27
117.8
4.662
48.174
144.522
Jumlah
49.5
502.34
1404.5
61.884
628.185
1884.566

6.      Mencari Eto BC bulanan dan Eto dasarian
Eto Bc bulanan = Eto BC harian x jumlah hari bulan yang bersangkutan
Contoh perhitungan Eto bulanan:
EtoBcJanuari = 4 x 31
                         = 124
                                              = 41.3

7.      Menghitung Eto P (Penmann)
Untuk Jateng dan DIY menggunakan rumus:
     BC = Eto harian Blanney Criddle

Contoh perhitungan:
8.      Hitung Eto P bulanan dan Eto P dasarian
Eto P bulanan = Eto P harian x jumlah hari bulan yang bersangkutan
Contoh perhitungan:
Eto P bulan Januari = 4.967 x 31 = 153.98

Contoh perhitungan:
9.      Hitungnilai  Etoumum

Contoh perhitungan:

10.  Hitung nilai Etc umum tiap tanaman pada setiap dasarian dan setiap fase
Eto umum = 52.35
Kc = luasan pada histogram
Contoh perhitungan pada tanaman Barley:
EtcI  = (1x0.35)x52.35
          = 18.32
Etc II = [(0.5x0.35)+((0.35+0.5)/2x0.5)]x52.35
          = 34.03



11.  Tabel Etc umum
TABEL 4.6 TABEL ETC UMUM
Jenis
Dasarianke-
Tanaman
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
Barley
18.32
34.03
34.03
49.73
57.58
-
-
-
-
-
Wortel
18.32
18.32
19.63
28.79
39.26
49.73
54.97
54.97
54.97
54.97
Jagungmanis
18.32
18.32
28
47.64
57.58
57.58
57.58
52.35
-
-
Kapas
18.32
18.32
18.32
22.51
30.89
39.26
47.64
56.01
60.20
60.20
Terong
18.32
18.32
18.32
21.99
29.58
37.17
44.76
51.43
52.35
52.35
Melon
18.32
18.32
19.37
26.96
36.12
45.28
49.73
49.73
49.73
49.73
Millet
18.32
11.17
32.98
47.64
54.97
54.97
54.97
54.97
15.70
15.70
Bawang
18.32
19.76
30.36
43.19
49.73
49.73
49.73
49.73
49.73
49.73
Kc.tanah
18.32
18.32
19.50
27.74
37.43
47.38
52.35
52.35
52.35
52.35
Peas
18.32
18.32
19.89
31.15
44.23
54.70
57.58
57.58
54.97
-

Jenis
Dasarianke-
Tanaman
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX
Barley
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Wortel
39.26
39.26
-
-
-
-
-
-
-
-
Jagungmanis
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kapas
60.20
60.20
60.20
60.20
47.1
34.03
34.03
34.03
34.03
34.03
Terong
52.35
52.35
52.35
52.35
-
-
-
-
-
-
Melon
34.03
34.03
-
-
-
-
-
-
-
-
Millet
7.85
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bawang
49.73
39.26
39.26
39.26
39.26
-
-
-
-
-
Kc.tanah
40.57
28.79
28.79
-
-
-
-
-
-
-
Peas
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-





IV.             PEMBAHASAN
            Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh beberapa factor dalam dan factor luar. Diantara factor luar yang mempengaruhinya adalah factor iklim. Iklim merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi keadaan suatu tanaman. Keadaan iklim yang sangat menentukan adalah curah hujan karena setiap tanaman pasti membutuhkan air untuk tumbuh dan berkembang. Penentuan pola tanam pada suatu tempat dipilih 10 macam tanaman yaitu peas, kacang tanam, bawang, millet, melo, terong, kapas, barley, jagung manis, dan wortel.
Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam merupakan bagian atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Ada 2 jenis pola tanam yaitu monokultur dan polikultur. Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian. Polikultur berasal dari kata poli yang artinya banyak dan kultur artinya budaya. Polikultur ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman  pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik. Pola tanam polikultur ada 2 macam yaitu tumpang sari dan tumpang gilir.
Tumpangsari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-sela tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara, disamping dapat mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan pertumbuhan gulma. Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
Kebutuhan air untuk tanaman sangat tergantung dari besarnya curah hujan rata-rata dengan evapotranspirasi. Jika semakin kecil curah hujan rata-rata maka kebutuhan air tanaman semakin besar. Dengan demikian meskipun pada bulan-bulan tertentu data menunjukkan kebutuhan air tanaman terpenuhi oleh curah hujan sangat tinggi tetapi jika diiringi evapotranspirasi yang tinggi juga maka ada kemungkinan tanaman tersebut akan mengalami kekurangan air.
Tanaman peas dapat ditanam pada awal bulan desember sampai akhir bulan feburari karena kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik. Pada saat minggu ketiga bulan desember hanya dibutuhkan sedikit irigasi untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap air. Peas/ kacang polong tidak berkembang di musim panas iklim tropis beriklim lebih hangat dan dataran rendah, tetapi tumbuh dengan baik di dingin, dataran tinggi, daerah tropis. Banyak kultivar mencapai kematangan sekitar 60 hari setelah tanam. Dari sepuluh jenis tanaman semusim yang dipilih diambil salah satu contoh bahwa kacang polong dapat ditumpangsarikan dengan bawang tetapi penanaman bawang lebih akhir dan panennya lebih awal yaitu ditanam pada bulan November dasarian ketiga dan bias dipanen pada bulan April dasarian kedua.
Tanaman kedua adalah kacang tanah, Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau legum anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan. Kacang tanah merupakan tanaman yang membantu menyuburkan tanah karena pada akar tanaman kacang tanah dapat menitrifikasi tanah. Tanaman ini bersimbiosis dengan tanaman jagung. Tanaman ini juga sering digunakan untuk sistem tumpang gilir antara tanaman padi dengan kacang tanah.  Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembapan di sekitar pertanaman kacang tanah. Tanaman kacang tanah lebih baik ditanam pada November dasarian ketiga sampai dengan Maret dasarian ketiga. Pada Desember dasarian ketiga dan Maret dasarian pertama dibutuhkan irigasi karena curah hujan belum mencukupi kebutuhan air tanaman.
Tanaman bawang tidak menyukai banyak hujan, tanaman ini memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya melalui penyiraman. Pertanaman di lahan bekas sawah memerlukan penyiraman yang cukup dalam keadaan terik matahari. Bawang ditanam pada November dasarian ketiga sampai dengan April dasarian kedua. Namun dibutuhkan irigasi pada bulan-bulan tertentu untuk mencukupi kebutuhan air tanaman bawang yaitu pada bulan Desember dasarian ketiga, bulan Maret dasarian pertama, dan pada bulan April pada dasarian pertama. Bawang dapat ditumpangsarikan dengan tanaman wortel.
Millet adalah kelompok sangat bervariasi rumput kecil - seeded , banyak ditanam di seluruh dunia sebagai tanaman sereal atau biji-bijian untuk makanan manusia dan pakan ternak . Mereka tidak membentuk kelompok taksonomi , melainkan satu fungsional atau agronomi . Millets adalah tanaman penting di daerah tropis semi-kering. Tanaman ini disukai karena produktivitasnya dan musim tanam pendek bawah , kondisi temperatur tinggi kering. Millet cocok ditanam pada awal bualn Desember dan dipanen pada pertengahan dasarian kedua pada bulan Maret. Pada saat pembudidayaan dibutuhkan irigasi  pada bulan Desember dasarian ketiga karena pada saat itu air tidak terpenuhi dengan baik.
Tanaman melon merupakan tanaman buah-buahan musiman yang berumur pendek. Tanaman melon hanya dapat hidup di daerah dataran sedang (misal daerah bukit) yang tidak memiliki banyak kandungan air dan tidak terlalu sedikit mengandung air alias kandungan airnya cukup. Pada phase pertumbuhan (vegetatif) nilai Kc untuk tanah melon adalah 1,151 pada umur 0-10 hari, 4,829 pada umur 10-20 hari, dan 1,902 pada umur 20-30 hari. Padai Phase pembentukan buah (generatif) besar Kc untuk tanaman melon adalah 2,034 pada umur 30-40 hari, 1,881 pada umur 40 - 50 hari dan 1,421 pada umur 50-60 hari. Dan pada phase pematangan buah (umur 60-65hari ) Kc untuk tanaman melon adalah 1,341. Curah hujan merupakan factor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dari budidaya melon. Melon membutuhkan air yang cukup namun tidak boleh terlalu banyak. Jika air terlalu banyak maka buahnya tidak akan manis. Melon cocok ditanam pada bulan November dasarian ketiga dan dipanen pada Bulan Maret pada dasarian kedua. Pada Desember dasarian ketiga dan Maret dasarian pertama kebutuhan air tanaman belum sepenuhnya terpenuhi oleh curah hujan. Oleh karena itu dibutukan irigasi pada waktu-waktu tersebut untuk memenuhinya.
Terong (Solanum melongena) merupakan tanaman semusim sampai setahun atau tahunan, termasuk dalam famili Solanaceae. Tanaman terung berbentuk semak atau perdu, dengan tunas yang tumbuh terus di ketiak daun sehingga tanaman terlihat tegak menyebar merunduk. Pada dasarnya terung dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman, pada musim hujan drainase perlu diperdalam. Tanaman terong baik ditanam pada bulan November dasarian kedua dan dipanen pada bulan Maret dasarian ketiga. Terong membutuhkan irigasi yang lebih pada November dasarian kedua, Desember dasarian ketiga, dan pada Maret dasarian pertaman karena pada waktu tersebut curah hujan belum memenuhi 100% kebutuhan air tanaman.
Tanaman kapas adalah tanaman atau tumbuh tumbuhan yang berbentuk semak semak , dalam keadaan dapat tumbuh sampai beberapa meter tingginya, tetapi kesemuanya tergantung dari jenis, kesuburan tanah dan iklimnya. Perdu dengan tinggi 2-3 m ini berbatang tegak, bulat, berkayu, dan berwarna hijau kotor. Daunnya tunggal, bertangkai panjang, 6-10 cm. Helaian daun berbentuk perisai, bercangap menjari 3-5, pertulangan menjari, warnanya hijau. Bunga tunggal di ujung percabangan dan ketiak daun, mahkota bulat, warnanya kuning dan berubah menjadi merah menjelang layu. Buah kotak, lonjong, ujung runcing, panjang 5-6 cm, masih muda berwarna hijau dan setelah tua cokelat kehitaman. Biji bulat, warnanya hitam, diselimuti rambut putih. Curah hujan,pada masa pertumbuhan kapas memerlukan hujan,hujan yang lebat dapat merusak tanaman muda.selama pertumbuhan vegetatif memerlukan hujan sedikit,pada waktu buah masak/merekah perlu keadaan yang lebih kering.tanaman kapas umurnya < 1 tahun (180-200 hari) menghendaki curah hujan rata-rata 1500-1800 mm.agar tanah cukup lembab selama musim tanam  menghendaki curah hujan minimum 175-200 mm. Kapas cocok ditanam pada November dasarian pertama dan dipanen pada bulan Mei dasarian kedua.kapas termasuk tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah banyak, sehingga dalam merawatnya dibutuhkan irigasi. Pada Awal penanaman yaitu bulan November dasarian pertama, Desember dasarian ketiga, Maret dasarian pertama, April dasarian pertama dan ketiga, serta pada bulan Mei dasarian pertama dan kedua.  Tanaman ini lebih baik jika tidak ditumpangsarikan dengan tanaman lain, mengingat kebutuhan air tanaman kapas yang cukup tinggi.
Barley adalah jenis sereal yang dapat tumbuh mencapai ketinggian sekitar 0,7 sampai 1,2 meter. Buah tanaman ini berbentuk seperti telinga. Ada beberapa jenis jelai atau barley, tergantung pada jumlah butiran di dalam buahnya yaitu gandum musim panas dan gandum musim dingin.  Tanaman ini cocok ditanam pada bulan Desember dasarian ketiga dan dipanen pada bulan Februari dasarian pertama. Pada Desember dasarian pertama dibutuhkan sedikit irigasi karena curah hujan tidak memenuhi kebutuhan tanaman secara keseluruhan.
Jenis jagung manis mengandung kadar gula yang relatif tinggi, karena itu biasanya dipungut muda untuk dibakar atau direbus. Ciri dari jenis ini adalah bila masak bijinya menjadi keriput. Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pegunungan pada ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut. Tanah yang dikehendaki adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Air tanah yang berlebihan dibuang melalui saluran drainenase yang dibuat dinatar barisan jagung. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untiik jagung adalah sekittir 5,5 - 7,0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, derigan maksud untuk mencegah keganasan erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar. Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 - 27 °C. Tanaman jagung manis cocok ditanam pada bulan Dsember dasarian kedua dan dipanen pada Februari dasarian ketiga. Pada perawatannya dibutuhkan sedikit irigasi pada Desember dasarian ketiga untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.
Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin (22-24 °C), lembab, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu biasanya terdapat di daerah berketinggian antara 1.200-1.500 m dpl. Sekarang wortel sudah dapat ditanam di daerah berketinggian 600 m dpl. Dianjurkan untuk menanam wortel pada tanah yang subur, gembur dan kaya humus dengan pH antara 5,5-6,5. Tanah yang kurang subur masih dapat ditanami wortel asalkan dilakukan pemupukan intensif. Kebanyakan tanah dataran tinggi di Indonesia mempunyai pH rendah. Bila demikian, tanah perlu dikapur, karena tanah yang asam menghambat perkembangan umbi. Wortel cocok ditanam pada November dasarian ketiga dan dipanen pada Maret dasarian kedua. Pada perawatannya dibutuhkan sedikit irigasi pada November dasarian ketiga dan Maret dasarian pertama untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat ditentukan 3 pola tanam :
1.      Tumpangsari jagung manis dan kacang tanah
Kacang tanah dapat mempersubur tanah karena adanya bintil akar, tanama ini cocok untuk ditumpangsarikan dengan jagung manis. Tanaman jagung manis ditanam pada bulan Dsember dasarian kedua dan dipanen pada Februari dasarian ketiga. Pada perawatannya dibutuhkan sedikit irigasi pada Desember dasarian ketiga untuk memenuhi kebutuhan air tanaman., ditanam pada November dasarian ketiga sampai dengan Maret dasarian ketiga.. Jadi, kedua tanaman ini dapat ditumpangsarikan. Tanaman tersebut dapat ditumpangsarikan karena waktu tanam yang dan panen yang tidak berbeda jauh serta bukan berasal dari famili yang sama. Sehingga tidak dikhawatirkan apabila ada serangan hama akan menular ke tanaman tumpangsari.
2.      Tumpangari Melon dan Terong
Tanaman melon merupakan tanaman buah-buahan musiman yang berumur pendek, Melon membutuhkan air yang cukup namun tidak boleh terlalu banyak. ditanam pada bulan November dasarian ketiga dan dipanen pada Bulan Maret pada dasarian kedua. Sedangkan untuk terong  ditanam pada bulan November dasarian kedua dan dipanen pada bulan Maret dasarian ketiga, Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman, pada musim hujan drainase perlu diperdalam. Kemiripan waktu tanamn dan panen membuat tanaman ini cocok untuk ditumpangsarikan

3.      Tumpangsari wortel dan bawang
Wortel cocok ditanam pada November dasarian ketiga dan dipanen pada Maret dasarian kedua. Pada perawatannya dibutuhkan sedikit irigasi pada November dasarian ketiga dan Maret dasarian pertama untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Bawang ditanam pada November dasarian ketiga sampai dengan April dasarian kedua. Namun dibutuhkan irigasi pada bulan-bulan tertentu untuk mencukupi kebutuhan air tanaman bawang yaitu pada bulan Desember dasarian ketiga, bulan Maret dasarian pertama, dan pada bulan April pada dasarian pertama.



V.                KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan, perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan:
1.      Data pola iklim banyak bermanfaat dalam kegiatan budidaya pertanian.
2.      Faktor utama yang membatasi pertumbuhan tanaman adalah tersedianya air untuk evapotranspirasi maka jumlah maupun distribusi curah hujan merupakan komponen iklim yang sangat menentukan.
3.      Pola tanam yang dapat dibentuk berdasarkan curah hujan dari kesepuluh tanaman yang paling memungkinkan adalah tumpangsari jagung manis dan kacang tanah, umpangari Melon dan Terong, dan Tumpangsari wortel dan bawang







DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Pola Tanam. <http://psdal.lp3es.or.id/>. Diakses tanggal 1 Desember 2013.

Gunadi, R. 1997. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap perkembangan anasir cuaca. Jurnal Perlindungan Tanaman III (2): 93-99

Hassan, U. M. 1981. Dasar-Dasar Meteorologi Pertanian Jilid 2. PT Soeroengan Jakarta, Jakarta.

Khomarudin, M. R. 2002. Mengenali pola hujan di berbagai kawasan di Indonesia.<http://www.rudyet.topcities.com/pps70271034/khomarudin.html>. Diakses pada  tanggal 1 Desember 2013.

Pribadi, E. R. 2007. Kajian kelayakan usahatani pola tanam sambiloto dengan jagung. Jurnal Littri 13:98—105.

Sitompul, S. M, W. C. H. Van Hoof, Bambang G, Jody M, dan Soetono. 1980. Pengaruh waktu tanam jagung terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah dan jagung dalam sistem tumpang sari. Agrivita III (1). hal: 1-13.

Tjasjono, B. 1995. Klimatologi Umum. ITB Bandung. Bandung.

Wisnusubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya. Yogyakarta.










0 comments:

Post a Comment

KOMISARIAT PERSIAPAN HMI AGROKOMPLEKS UGM
Powered by Blogger.

Recent Post

Total Pageviews

KOMISARIAT PERSIAPAN HMI AGROKOMPLEKS UGM