A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan iklim global Wilayah
Kepulauan Indonesia sebagian besar tergolong dalam zona iklim tropikal basah
dan sisanya termasuk zona iklim pegunungan atau tropika monsun. Variasi suhu
udara di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat (altitude). Suhu
udara akan semakin rendah pada tempat yang tinggi. Fluktuasi suhu musiman tak
terjadi pada wilayah kepulauan Indonesia. Fluktuasi suhu musiman yang minimal
merupakan ciri dari daerah tropika.
Di daerah tropika usaha tani
dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Kebutuhan air menjadi suatu gambaran bagi
keperluan tumbuhnya tanaman sampai tanaman siap panen. Pertimbangan mengenai
air ini meliputi: jenis tanaman, keadaan medan tanaman (tanah), sifat-sifat
tanah, cara pemberian air, iklim, waktu tanam (pola tanam), kandungan air
tanah, efisiensi irigasi, curah hujan efektif, koefisien tanaman bulanan,
pemakaian air konsumtif, perkolasi, kebutuhan air untuk tanaman, dan kebutuhan
air di sawah.
Pola tanam merupakan suatu susunan
urutan periode tanam dari satu atau beberapa jenis tanaman semusim dalam suatu
periode waktu tertentu. Pola tanam umumnya dibuat untuk periode 2 tahun
berurutan. Penentuan pola tanam yang tepat akan sangat mempengaruhi
keberhasilan panen, terlebih lagi pada usaha pertanian tanpa irigasi (tadah
hujan), atau setidaknya akan meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi.
Dalam penentuan pola tanam banyak
faktor yang harus dipertimbangkan, tetapi faktor tersebut dapat disederhanakan
dengan hanya mempertimbangkan faktor iklim saja. Penentuan pola tanam
berdasarkan iklim ini didasarkan atas imbangan jumlah presipitasi dan besarnya
evapotranspirasi, sebagian lagi menjadi limpasan langsung (direct run off), sebagian lagi akan masuk sebagai infiltrasi yang
akan menjenuhkan tanah atas (top soil)
kemudian menjadi perkulasi ke ground
water yang akan keluar menjadi base
slow.
Di daerah yang memiliki lahan kering lebih luas dibanding dengan lahan
persawahan, dapat memanfaatkannya
sebagai lahan untuk menghasilkan produk pertanian. Akan tetapi kadang keuntungan yang diperoleh tidak
terlalu besar. Hal ini disebabkan karena
penguasaan lahan petani yang sempit dan perencanaan usaha tani yang belum
dilakukan dengan baik. Salah satu cara peningkatan pendapatan petani adalah
dengan penerapan optimasi pola tanam sebagai bentuk perencanaan usaha tani yang
baik. Pola tanam merupakan suatu
urutan periode tanam dari satu atau beberapa jenis tanaman dalam suatu periode
waktu tertentu. Pola tanam yang tepat akan
sangat mempengaruhi keberhasilan panen, terlebih
lagi pada usaha pertanian tanpa irigasi (tadah hujan) atau setidaknya akan meningkatakn efisiensi penggunaan
air irgasi. Dengan mengetahui
rata-rata curah hujan tahunan, kita dapat memprediksi
kebutuhan air tiap tanaman dan dapat mengetahui apakah tanaman tersebut bisa
ditumpang sarikan dengan tanaman lain atau atau ditumpang gilirkan atau hanya
bisa ditanam sendiri saja (monokultur). Maka
dengan menentukan pola tanam yang
optimal, kita dapat mengusahakan produk pertanian untuk mendapatkan keuntungan
besar.
B. TUJUAN
Untuk
mengetahui manfaat data iklim dalam membuat pola tanam di suatu daerah.
I.
TINJAUAN PUSTAKA
Keadaan cuaca adalah salah
satu syarat penting untuk pengelolaan pertanian. Tanaman tidak bertahan hidup
dalam keadaan cuaca yang buruk. Penanaman tanaman yang tepat untuk periode
dan keadaan tanah yang sesuai dengan memperhatikan keadaan cuaca dan cara
pemanfaatannya maka dapat dilaksanakan. Cuaca dapat digunakan untuk sosialisasi
pemberian pupuk, menghindarkan kerusakan-kerusakan akibat penyakit, serangga,
dan pemberian bahan-bahan kimia. Faktor-faktor cuaca yang penting untuk
pertanian adalah jumlah jam penyinaran matahari dan radiasi matahari. Jumlah
jam penyinaran matahari menentukan tingkat
pembuangan tanaman dan radiasi matahari menentukan kenaikan suhu. Suhu
mempengaruhi pembuangan, pembuahan,dan panen tanaman (Anonim, 2005).
Tiap tanaman membutuhkan
keadaan cuaca dan iklim tertentu untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Syarat itu dapat dipenuhi dengan cara menyesuaikan diri terhadap cuaca dan
iklim yang ada, mengatur lingkungan sehingga diketahui unsur-unsur cuaca dan
iklim yang dibutuhkan. Dengan demikian dapat dihindarkan akibat dari keadaan
cuaca yang membahayakan tanaman. Dengan diketahuinya keadaan iklim suatu daerah
maka jangka waktu penggunaan tanaman dalam setahun pergiliran dapat diatur
dengan tepat (Hassan, 1981).
Berbagai pola penanaman tumpangsari telah terbukti
ungggul dalam pola tanam di lahan kering. Di samping sebagai upaya
diversifikasi komoditas, pola tumpang sari terbukti dapat memanfaatkan lahan
dan energi dengan lebih baik. Interaksi yang terjadi dalam bentuk pola tanam
ini diharapkan mendorong terjadinya efisiensi produksi, pencapaian produksi
yang optimal, dan peningkatan diversifikasi usaha, peningkatan daya saing
produk pertanian yang dihasilkan, sekaligus mempertahankan dan melestarikan
sumberdaya lahan (Pribadi, 2007).
Secara umum curah hujan di Indonesia terbagi menjadi
tiga pola hujan yaitu, pola ekuatorial, pola monsun, pola lokal. Pola
ekuatorial berhubungan dengan pola pergerakkan zona konvergensi ke utara dan
selatan mengikuti gerak semu matahari, dicirikan oleh dua kali maksimum curah
hujan bulanan dalam satu tahun. Pola monsun dipengaruhi oleh angin darat dan
angin laut dalam skala yang sangat luas, dicirikan oleh adanya perbedaan yang
jelas antara periode musim hujan dan musim kemarau setiap tahunnya. Pola lokal
dipengaruhi oleh kondisi suatu tempat. Faktor pembentuknya adalah naiknya udara
ke dataran tinggi atau pegunungan serta pemanasan lokal yang tidak seimbang (Khomarudin, 2002).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat
berpengaruh terhadap keadaan cuaca kemudian terhadap perkembangan penyakit
anasir-anasir cuaca makro menunjukkan pola keragaman antar topoklimat yang
lebih nyata dibandingkan anasir-anasir cuaca mikro kelembaban nisbi udara
tambah curah hujan. Bukti-bukti sebagai anasir-anasir yang mendominan selain
temperatur udara dan tanah (Gunadi,1997).
Hasil suatu jenis tanaman
bergantung pada interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Seperti
jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim, teknologi dan faktor ekonomi.
Dari faktor lingkungan, maka faktor tanah lebih banyak dipelajari dan dipahami
dibandingkan dengan faktor cuaca dan iklim. Cuaca dalam produksi pangan yang
sukar dikendalikan. Oleh karena itu dalam usaha pertanian, pada umumnya
cara-cara bertani disesuaikan dengan pemakaian teknologi tinggi termasuk panca
usaha tani, juga dilakukan melalui pemanfaatan iklim, terutama untuk
meningkatkan intensitas tanam dan penanaman ganda. Perencanaan pola tanam
sebaiknya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat (Tjasjono, 1995).
Pengukuran hujan pertama di Indonesia dilakukan pada
tahun 1866 dan hanya dilakukan di Jakarta. Penelitian tentang meteorologi
pertanian terutama diarahkan kepada usaha untuk mengurangi kerugian akibat
cuaca buruk yang mungkin mengakibatkan menimpa tanaman tersebut. Pada umumnya
hujan diukur dengan penakar hujan di lapangan dengan hitung waktu harian
(dasarian). Selanjutnya laporan ini dikumpulkan di pusat pelayanan meteorologi
dan diseragamkan menjadi jumlah curah hujan bulanan. Suatu metode yang tidak
menggunakan statistik untuk mengukur curah hujan yang rumit adalah metode
penyusunan ranking (Oldeman et.al;
1982 cit. Wisnusubroto, 1999).
II.
METODOLOGI
Percobaan Acara 5 dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 11 November 2008 di Laboratorium Agroklimatologi
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bahan yang digunakan
pada percobaan ini yaitu data curah hujan harian/dasarian selama beberapa tahun
(minimal 10 tahun) dan data evaporasi potensial harian atau bulanan. Nilai
koefisien tanaman (Kc) bulanan untuk beberapa tanaman, dan data periode setiap
fase pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tanaman. Sedangkan alat yang
digunakan yaitu kertas millimeter, plastik transparasi, spidol transpirasi, dan
penggaris.
|
Pertama-tama curah
hujan dihitung berdasarkan kriteria Mohr pada setiap 10 (dasarian). Nomor
rangking dihitung (m) peluang curah hujan 75 % (PCH 75 %) dengan rumus sebagai
berikut :
F = (i)
F = peluang
curah hujan yang dikehendaki (75 %)
m = nomor
rangking (yang dicari)
n = jumlah
tahun (biasanya 10 tahun).
Rangkingisasi
dibuat urut dari yang besar pada setiap bulan dan setiap dasariannya. XCH 75 %
dihitung (besarnya curah hujan pada peluang 75 %) dengan menggunakan
interpolasi kemudian dibuat tabel sebagai berikut :
X CH
75 %
|
Januari
|
s.d.
|
Desember
|
||||||
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dari data dalam tabel di atas
kemudian dibuat tabel hitungannya selama 2 tahun (diulang sebanyak dua kali). Histogram ini dibuat
untuk membandingkan data curah hujan selama satu tahun dengan kebutuhan air
suatu tanaman. Setelah membuat histogram curah hujan kemudian P dihitung,
dicari dengan interpolasi dari Tabel Mean Daily Percentage (P) of Annual Day
Time Hours for Different Latitudes.
Sebagai contoh : P
Januari :
P = 0,26
Setelah
mencari data interpolasi, kemudian dilanjutkan dengan menghitung F dengan
menggunakan rumus :
|
F =
P(0,46T+8) (ii)
T = rerata suhu.
Dengan mengunakan nilai F
nilai Eto harian dengan melihat pada Grafik Prediction of Eto from
Blanney-Criddle yaitu Eto BC. Kemudian setelah itu, Eto BC bulanan dan Eto
dasarian dicari dengan menggunakan rumus:
|
Eto BC
bulanan = Eto BC harian x jumlah hari bulan yang bersangkutan
(iii)
|
dan
Eto BC dasarian = Eto BC bulanan / 3 (iv)
Setelah didapat Eto bulanan
kemudian dicari Eto P (Penmann) karena kita berada pada daerah Jawa Tengah dan
Yogyakarta maka menggunakan rumus :
|
Eto P = -1,33+1,525 BC (v)
BC = Eto bulanan Blanney Criddle
Eto P bulanan dan Eto P dasarian dihitung dan Eto umum dicari dengan
menggunakan rumus :
|
Eto umum = Jumlah Eto P bulanan / 3 (vi)
Setelah dihitung maka kemudian dibuat tabel seperti di bawah ini :
Bulan
|
Tmin
|
Tmax
|
P
|
F
|
Eto BC
|
Eto P
|
||||
Harian
|
Dasarian
|
Bulanan
|
Harian
|
Dasarian
|
Bulanan
|
|||||
Januari
s.d.
Desember
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Setelah data dimasukkan ke
dalam tabel kemudian nilai Kc tanaman (dari tabel) setiap dasarian dan setiap
fase tumbuhnya. Setelah itu nilai Etc umum dihitung pada tiap tanaman pada
setiap dasarian selama fase tumbuhnya yaitu dengan menggunakan rumus :
|
Setelah nilai Etc umum dari
setiap tanaman telah dihitung kemudian dibuat tabel seperti di bawah ini :
Tanaman
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
X
|
XI
|
dst.
|
1.
2., dst
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dari data yang telah disalin
ke dalam tabel kemudian untuk masing-masing jenis dibuat histogramnya pada
plastik transparansi dengan Etc umum sebagai sumbu Y dan dasarian sebagai sumbu
X. Kemudian histogram kebutuhan air tanaman (Etc umum) dari histogram PCH 75 %
ditumpangtindihkan untuk memilih waktu tanaman yang sesuai untuk masing-masing
jenis tanaman. Setelah itu pola tanaman untuk dua tahun tersebut ditentukan.
III.
HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.1 DATA CURAH HUJAN TAHUN 1991-2000
NamaStasiun : UGM Bulaksumur Tinggi : 137 m
Kecamatan : Depok Lintang:
7° 46’ S
Kabupaten : Sleman Bujur : 110° 23’ E
TABEL 4.2 RANGKINGISASI CURAH HUJAN PADA SETIAP BULAN DAN SETIAP
DASARIAN
Ranking
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
||||||||||||
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
|
1
|
235
|
203
|
286
|
258
|
231
|
172
|
367
|
217
|
206
|
244
|
171
|
109
|
90
|
40
|
49
|
77
|
146
|
53
|
2
|
188
|
167
|
198
|
251
|
206
|
147
|
112
|
174
|
128
|
179
|
161
|
87
|
67
|
26
|
28
|
67
|
121
|
33
|
3
|
187
|
166
|
186
|
216
|
174
|
147
|
88
|
160
|
121
|
125
|
125
|
72
|
42
|
23
|
24
|
62
|
46
|
23
|
4
|
156
|
141
|
175
|
197
|
102
|
132
|
84
|
113
|
107
|
106
|
107
|
68
|
27
|
17
|
7
|
26
|
4
|
6
|
5
|
149
|
135
|
147
|
154
|
92
|
115
|
64
|
107
|
105
|
96
|
92
|
63
|
18
|
13
|
3
|
10
|
3
|
1
|
6
|
127
|
133
|
110
|
149
|
92
|
100
|
37
|
105
|
97
|
74
|
86
|
61
|
18
|
4
|
2
|
3
|
2
|
0
|
7
|
118
|
99
|
104
|
103
|
88
|
97
|
34
|
95
|
69
|
36
|
47
|
33
|
12
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
8
|
102
|
86
|
93
|
101
|
69
|
93
|
29
|
60
|
68
|
21
|
45
|
28
|
4
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9
|
87
|
37
|
68
|
99
|
52
|
50
|
29
|
29
|
61
|
15
|
30
|
18
|
3
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
10
|
24
|
22
|
31
|
79
|
44
|
50
|
21
|
3
|
16
|
7
|
21
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Ranking
|
Juli
|
Agustus
|
September
|
Oktober
|
November
|
Desember
|
||||||||||||
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
III
|
|
1
|
54
|
42
|
85
|
23
|
44
|
159
|
135
|
18
|
56
|
133
|
153
|
120
|
136
|
270
|
306
|
160
|
179
|
243
|
2
|
49
|
2
|
7
|
16
|
2
|
47
|
2
|
4
|
7
|
82
|
65
|
99
|
116
|
234
|
133
|
142
|
130
|
171
|
3
|
48
|
1
|
2
|
8
|
1
|
3
|
0
|
4
|
5
|
52
|
60
|
87
|
113
|
138
|
129
|
133
|
116
|
116
|
4
|
19
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
1
|
8
|
41
|
82
|
73
|
131
|
112
|
132
|
114
|
84
|
5
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
7
|
31
|
50
|
28
|
106
|
95
|
120
|
110
|
69
|
6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
27
|
36
|
24
|
100
|
77
|
52
|
105
|
32
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
12
|
6
|
21
|
77
|
58
|
43
|
99
|
25
|
8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
8
|
17
|
53
|
32
|
53
|
18
|
9
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
14
|
43
|
32
|
49
|
14
|
10
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
9
|
24
|
20
|
6
|
2
|
1.
Nomor Rangking (m) Peluang Curah
Hujan 75% (PCH 75%)
F = peluang
curah hujan yang dikehendaki = 75%
n = Jumlah
tahun = 10 tahun
m = nomor
ranking
kemudian nilai m di atas diinterpolasikan
ke tabel X CH 75%
2.
Nilai X CH 75%
(BesarCurahHujanpadaPeluang 75%) denganInterpolasi
RumusInterpolasi :
3.
Nilai P
Nilai P dapat dicari dengan cara interpolasi berdasarkantabel “Mean
Daily Percentage (P) of Annual Day Time Hours for Different Lattitude”
Yogyakarta berada pada posisi 7° LS
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
September
|
Oktober
|
November
|
Desember
|
0.284
|
0.28
|
0.28
|
0.27
|
0.266
|
0.266
|
0.266
|
0.27
|
0.27
|
0.28
|
0.28
|
0.284
|
P (y) pada setiap bulan dicari dengan cara
interpolasi:
Sebagai contoh pada bulan Januari,
nilai P dapat dicari melalui:
Tabel 4.3 Nilai T
berdasarkan rumus T Braack: Tabel 4.4 Nilai F:
Bulan
|
T max
|
T min
|
T Rerata
|
Januari
|
30,792
|
23,293
|
27,042
|
Februari
|
30,692
|
23,293
|
26,992
|
Maret
|
31,092
|
23,293
|
27,192
|
April
|
31,392
|
22,893
|
27,142
|
Mei
|
31,392
|
22,893
|
27,142
|
Juni
|
31,192
|
22,693
|
26,942
|
Juli
|
31,092
|
21,593
|
26,342
|
Agustus
|
31,492
|
21,993
|
26,742
|
September
|
31,992
|
22,293
|
27,142
|
Oktober
|
32,191
|
22,792
|
27,492
|
Nopember
|
32,191
|
22,792
|
27,492
|
Desember
|
30,992
|
23,293
|
27,142
|
Bulan
|
Nilai F
|
Januari
|
5,805
|
Februari
|
5,717
|
Maret
|
5,742
|
April
|
5,531
|
Mei
|
5,449
|
Juni
|
5,425
|
Juli
|
5,351
|
Agustus
|
5,481
|
September
|
5,531
|
Oktober
|
5,781
|
Nopember
|
5,781
|
Desember
|
5,818
|
4.
Nilai F
Nilai F dapat dicari dengan rumus:
Contoh perhitungan F
Januari
Februari
5.
Dengan menggunakan nilai F
dicari nilai Eto harian dengan melihat pada grafik “Prediction of Eto from Blanney – Criddle”
TABEL 4.5 TABEL NILAI ETO
Bulan
|
T min
|
T max
|
P
|
F
|
EtoBc
|
Eto P bulanan
|
||||
harian
|
dasarian
|
Bulanan
|
harian
|
dasarian
|
Bulanan
|
|||||
1
|
23.293
|
30.792
|
0.284
|
5.805
|
4
|
41.3
|
124
|
4.967
|
51.327
|
153.98
|
2
|
23.293
|
30.692
|
0.28
|
5.717
|
3.9
|
36.4
|
109.2
|
4.81
|
44.893
|
134.68
|
3
|
23.293
|
31.092
|
0.28
|
5.742
|
3.9
|
40.3
|
120.9
|
4.81
|
49.7
|
149.11
|
4
|
22.893
|
31.392
|
0.27
|
5.531
|
4.5
|
45
|
135
|
5.73
|
57.3
|
171.9
|
5
|
22.893
|
31.392
|
0.266
|
5.449
|
3.8
|
39.27
|
117.8
|
4.662
|
48.174
|
144.522
|
6
|
22.693
|
31.192
|
0.266
|
5.425
|
3.8
|
38
|
114
|
4.662
|
46.62
|
139.86
|
7
|
21.593
|
31.092
|
0.266
|
5.351
|
4.9
|
50.63
|
151.9
|
6.34
|
65.513
|
196.54
|
8
|
21.993
|
31.492
|
0.27
|
5.481
|
5
|
51.67
|
155
|
6.492
|
67.084
|
201.252
|
9
|
22.293
|
31.992
|
0.27
|
5.531
|
3.8
|
38
|
11.4
|
4.662
|
46.62
|
139.86
|
10
|
22.792
|
32.191
|
0.28
|
5.781
|
4.5
|
46.5
|
139.5
|
5.73
|
59.21
|
177.63
|
11
|
22.792
|
32.191
|
0.28
|
5.781
|
3.6
|
36
|
108
|
4.357
|
43.57
|
130.71
|
12
|
23.293
|
30.992
|
0.284
|
5.818
|
3.8
|
39.27
|
117.8
|
4.662
|
48.174
|
144.522
|
Jumlah
|
49.5
|
502.34
|
1404.5
|
61.884
|
628.185
|
1884.566
|
6.
Mencari Eto BC bulanan dan Eto
dasarian
Eto Bc bulanan = Eto BC harian x jumlah
hari bulan yang bersangkutan
Contoh perhitungan Eto bulanan:
EtoBcJanuari = 4 x 31
= 124
= 41.3
7.
Menghitung Eto P (Penmann)
Untuk Jateng dan
DIY menggunakan rumus:
BC = Eto harian Blanney
Criddle
Contoh perhitungan:
8.
Hitung Eto P bulanan dan Eto P
dasarian
Eto P bulanan = Eto P harian x jumlah hari bulan yang bersangkutan
Contoh perhitungan:
Eto P bulan
Januari = 4.967 x 31 = 153.98
Contoh perhitungan:
9.
Hitungnilai Etoumum
Contoh perhitungan:
10.
Hitung nilai Etc umum tiap
tanaman pada setiap dasarian dan setiap fase
Eto umum = 52.35
Kc = luasan pada histogram
Contoh perhitungan pada tanaman Barley:
EtcI
= (1x0.35)x52.35
= 18.32
Etc II =
[(0.5x0.35)+((0.35+0.5)/2x0.5)]x52.35
= 34.03
11.
Tabel Etc umum
TABEL
4.6 TABEL ETC UMUM
Jenis
|
Dasarianke-
|
|||||||||
Tanaman
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
X
|
Barley
|
18.32
|
34.03
|
34.03
|
49.73
|
57.58
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Wortel
|
18.32
|
18.32
|
19.63
|
28.79
|
39.26
|
49.73
|
54.97
|
54.97
|
54.97
|
54.97
|
Jagungmanis
|
18.32
|
18.32
|
28
|
47.64
|
57.58
|
57.58
|
57.58
|
52.35
|
-
|
-
|
Kapas
|
18.32
|
18.32
|
18.32
|
22.51
|
30.89
|
39.26
|
47.64
|
56.01
|
60.20
|
60.20
|
Terong
|
18.32
|
18.32
|
18.32
|
21.99
|
29.58
|
37.17
|
44.76
|
51.43
|
52.35
|
52.35
|
Melon
|
18.32
|
18.32
|
19.37
|
26.96
|
36.12
|
45.28
|
49.73
|
49.73
|
49.73
|
49.73
|
Millet
|
18.32
|
11.17
|
32.98
|
47.64
|
54.97
|
54.97
|
54.97
|
54.97
|
15.70
|
15.70
|
Bawang
|
18.32
|
19.76
|
30.36
|
43.19
|
49.73
|
49.73
|
49.73
|
49.73
|
49.73
|
49.73
|
Kc.tanah
|
18.32
|
18.32
|
19.50
|
27.74
|
37.43
|
47.38
|
52.35
|
52.35
|
52.35
|
52.35
|
Peas
|
18.32
|
18.32
|
19.89
|
31.15
|
44.23
|
54.70
|
57.58
|
57.58
|
54.97
|
-
|
Jenis
|
Dasarianke-
|
|||||||||
Tanaman
|
XI
|
XII
|
XIII
|
XIV
|
XV
|
XVI
|
XVII
|
XVIII
|
XIX
|
XX
|
Barley
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Wortel
|
39.26
|
39.26
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jagungmanis
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Kapas
|
60.20
|
60.20
|
60.20
|
60.20
|
47.1
|
34.03
|
34.03
|
34.03
|
34.03
|
34.03
|
Terong
|
52.35
|
52.35
|
52.35
|
52.35
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Melon
|
34.03
|
34.03
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Millet
|
7.85
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Bawang
|
49.73
|
39.26
|
39.26
|
39.26
|
39.26
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Kc.tanah
|
40.57
|
28.79
|
28.79
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Peas
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
IV.
PEMBAHASAN
Pertumbuhan tanaman
dipengaruhi oleh beberapa factor dalam dan factor luar. Diantara factor luar
yang mempengaruhinya adalah factor iklim. Iklim merupakan salah satu hal yang
sangat mempengaruhi keadaan suatu tanaman. Keadaan iklim yang sangat menentukan
adalah curah hujan karena setiap tanaman pasti membutuhkan air untuk tumbuh dan
berkembang. Penentuan pola tanam pada suatu tempat dipilih 10 macam tanaman
yaitu peas, kacang tanam, bawang, millet, melo, terong, kapas, barley, jagung
manis, dan wortel.
Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan
dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam
merupakan bagian atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari sistem
budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Ada 2 jenis pola tanam yaitu monokultur dan polikultur. Pertanian
monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah
ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara
monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian. Polikultur berasal dari kata
poli yang artinya banyak dan kultur artinya budaya. Polikultur ialah pola
pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang terusun
dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik. Pola tanam
polikultur ada 2 macam yaitu tumpang sari dan tumpang gilir.
Tumpangsari adalah penanaman lebih dari satu tanaman
pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama.
Beberapa keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain pemanfaatan lahan
kosong disela-sela tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan luas
karena lebih efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara, disamping
dapat mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan pertumbuhan gulma. Tumpang gilir
(Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
Kebutuhan air untuk tanaman sangat tergantung dari
besarnya curah hujan rata-rata dengan evapotranspirasi. Jika semakin kecil
curah hujan rata-rata maka kebutuhan air tanaman semakin besar. Dengan demikian
meskipun pada bulan-bulan tertentu data menunjukkan kebutuhan air tanaman
terpenuhi oleh curah hujan sangat tinggi tetapi jika diiringi evapotranspirasi
yang tinggi juga maka ada kemungkinan tanaman tersebut akan mengalami
kekurangan air.
Tanaman peas dapat ditanam pada awal bulan
desember sampai akhir bulan feburari karena kebutuhan air dapat terpenuhi
dengan baik. Pada saat minggu ketiga bulan desember hanya dibutuhkan sedikit
irigasi untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap air. Peas/ kacang polong
tidak berkembang di musim panas iklim tropis beriklim lebih hangat dan dataran
rendah, tetapi tumbuh dengan baik di dingin, dataran tinggi, daerah tropis.
Banyak kultivar mencapai kematangan sekitar 60 hari setelah tanam. Dari sepuluh
jenis tanaman semusim yang dipilih diambil salah satu contoh bahwa kacang
polong dapat ditumpangsarikan dengan bawang tetapi penanaman bawang lebih akhir
dan panennya lebih awal yaitu ditanam pada bulan November dasarian ketiga dan
bias dipanen pada bulan April dasarian kedua.
Tanaman kedua
adalah kacang tanah, Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau legum anggota
suku Fabaceae yang dibudidayakan. Kacang tanah merupakan tanaman yang membantu menyuburkan tanah karena pada akar
tanaman kacang tanah dapat menitrifikasi tanah. Tanaman ini bersimbiosis dengan tanaman jagung. Tanaman
ini juga sering digunakan untuk sistem tumpang gilir antara tanaman padi dengan kacang tanah. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman
kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan
mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan
yang terus-menerus akan meningkatkan kelembapan di sekitar pertanaman kacang
tanah. Tanaman kacang tanah lebih baik ditanam pada November dasarian ketiga
sampai dengan Maret dasarian ketiga. Pada Desember dasarian ketiga dan Maret
dasarian pertama dibutuhkan irigasi karena curah hujan belum mencukupi
kebutuhan air tanaman.
Tanaman
bawang tidak menyukai banyak hujan, tanaman ini memerlukan air yang cukup
selama pertumbuhannya melalui penyiraman. Pertanaman di lahan bekas sawah
memerlukan penyiraman yang cukup dalam keadaan terik matahari. Bawang ditanam
pada November dasarian ketiga sampai dengan April dasarian kedua. Namun
dibutuhkan irigasi pada bulan-bulan tertentu untuk mencukupi kebutuhan air
tanaman bawang yaitu pada bulan Desember dasarian ketiga, bulan Maret dasarian
pertama, dan pada bulan April pada dasarian pertama. Bawang dapat
ditumpangsarikan dengan tanaman wortel.
Millet adalah kelompok sangat bervariasi
rumput kecil - seeded , banyak ditanam di seluruh dunia sebagai tanaman sereal
atau biji-bijian untuk makanan manusia dan pakan ternak . Mereka tidak
membentuk kelompok taksonomi , melainkan satu fungsional atau agronomi .
Millets adalah tanaman penting di daerah tropis semi-kering. Tanaman ini
disukai karena produktivitasnya dan musim tanam pendek bawah , kondisi
temperatur tinggi kering. Millet cocok ditanam pada awal bualn Desember dan
dipanen pada pertengahan dasarian kedua pada bulan Maret. Pada saat
pembudidayaan dibutuhkan irigasi pada
bulan Desember dasarian ketiga karena pada saat itu air tidak terpenuhi dengan
baik.
Tanaman melon merupakan
tanaman buah-buahan musiman yang berumur pendek. Tanaman
melon hanya dapat hidup di daerah dataran sedang (misal daerah bukit) yang tidak memiliki
banyak kandungan air dan tidak terlalu sedikit mengandung air alias kandungan airnya cukup. Pada phase pertumbuhan
(vegetatif) nilai Kc untuk tanah melon adalah 1,151 pada umur 0-10 hari, 4,829
pada umur 10-20 hari, dan 1,902 pada umur 20-30 hari. Padai Phase pembentukan
buah (generatif) besar Kc untuk tanaman melon adalah 2,034 pada umur 30-40
hari, 1,881 pada umur 40 - 50 hari dan 1,421 pada umur 50-60 hari. Dan pada
phase pematangan buah (umur 60-65hari ) Kc untuk tanaman melon adalah 1,341.
Curah hujan merupakan factor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dari
budidaya melon. Melon membutuhkan air yang cukup namun tidak boleh terlalu
banyak. Jika air terlalu banyak maka buahnya tidak akan manis. Melon cocok
ditanam pada bulan November dasarian ketiga dan dipanen pada Bulan Maret pada
dasarian kedua. Pada Desember dasarian ketiga dan Maret dasarian pertama
kebutuhan air tanaman belum sepenuhnya terpenuhi oleh curah hujan. Oleh karena
itu dibutukan irigasi pada waktu-waktu tersebut untuk memenuhinya.
Terong (Solanum
melongena) merupakan tanaman semusim sampai setahun atau tahunan, termasuk
dalam famili Solanaceae. Tanaman terung berbentuk semak atau perdu, dengan
tunas yang tumbuh terus di ketiak daun sehingga tanaman terlihat tegak menyebar
merunduk. Pada dasarnya terung dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran
tinggi. Penyiraman dilakukan
sesuai dengan kebutuhan tanaman, pada musim hujan drainase perlu diperdalam.
Tanaman terong baik ditanam pada bulan November dasarian kedua dan dipanen pada
bulan Maret dasarian ketiga. Terong membutuhkan irigasi yang lebih pada
November dasarian kedua, Desember dasarian ketiga, dan pada Maret dasarian
pertaman karena pada waktu tersebut curah hujan belum memenuhi 100% kebutuhan
air tanaman.
Tanaman kapas adalah tanaman atau tumbuh tumbuhan yang
berbentuk semak semak , dalam keadaan dapat tumbuh sampai beberapa meter
tingginya, tetapi kesemuanya tergantung dari jenis, kesuburan tanah dan
iklimnya. Perdu dengan tinggi
2-3 m ini berbatang tegak, bulat, berkayu, dan berwarna hijau kotor. Daunnya
tunggal, bertangkai panjang, 6-10 cm. Helaian daun berbentuk perisai, bercangap
menjari 3-5, pertulangan menjari, warnanya hijau. Bunga tunggal di ujung
percabangan dan ketiak daun, mahkota bulat, warnanya kuning dan berubah menjadi
merah menjelang layu. Buah kotak, lonjong, ujung runcing, panjang 5-6 cm, masih
muda berwarna hijau dan setelah tua cokelat kehitaman. Biji
bulat, warnanya hitam, diselimuti rambut putih. Curah hujan,pada masa
pertumbuhan kapas memerlukan hujan,hujan yang lebat dapat merusak tanaman
muda.selama pertumbuhan vegetatif memerlukan hujan sedikit,pada waktu buah
masak/merekah perlu keadaan yang lebih kering.tanaman kapas umurnya < 1
tahun (180-200 hari) menghendaki curah hujan rata-rata 1500-1800 mm.agar tanah
cukup lembab selama musim tanam menghendaki curah hujan minimum 175-200
mm. Kapas cocok ditanam pada November dasarian pertama dan dipanen pada bulan
Mei dasarian kedua.kapas termasuk tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah
banyak, sehingga dalam merawatnya dibutuhkan irigasi. Pada Awal penanaman yaitu
bulan November dasarian pertama, Desember dasarian ketiga, Maret dasarian
pertama, April dasarian pertama dan ketiga, serta pada bulan Mei dasarian
pertama dan kedua. Tanaman ini lebih
baik jika tidak ditumpangsarikan dengan tanaman lain, mengingat kebutuhan air
tanaman kapas yang cukup tinggi.
Barley adalah jenis
sereal yang dapat tumbuh mencapai ketinggian sekitar 0,7 sampai 1,2 meter. Buah tanaman ini berbentuk seperti
telinga. Ada beberapa
jenis jelai atau barley, tergantung pada jumlah butiran di dalam buahnya yaitu
gandum musim panas dan gandum musim dingin.
Tanaman ini cocok ditanam pada bulan Desember dasarian ketiga dan dipanen pada
bulan Februari dasarian pertama. Pada Desember dasarian pertama dibutuhkan
sedikit irigasi karena curah hujan tidak memenuhi kebutuhan tanaman secara
keseluruhan.
Jenis jagung manis mengandung
kadar gula yang relatif tinggi, karena itu biasanya dipungut muda untuk dibakar
atau direbus. Ciri dari jenis ini adalah bila masak bijinya menjadi keriput.
Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah
tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pegunungan
pada ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut. Tanah yang dikehendaki
adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase
yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung
berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih
dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama
pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Air tanah
yang berlebihan dibuang melalui saluran drainenase yang dibuat dinatar barisan
jagung. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untiik jagung adalah sekittir 5,5 -
7,0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung
dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, derigan maksud untuk
mencegah keganasan erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar.
Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar
matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman
jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh
pohon-Pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari,
hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah
antara 23 - 27 °C. Tanaman jagung manis cocok ditanam pada bulan Dsember dasarian
kedua dan dipanen pada Februari dasarian ketiga. Pada perawatannya dibutuhkan
sedikit irigasi pada Desember dasarian ketiga untuk memenuhi kebutuhan air
tanaman.
Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu
dingin (22-24 °C), lembab, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu biasanya terdapat
di daerah berketinggian antara 1.200-1.500 m dpl. Sekarang wortel sudah dapat
ditanam di daerah berketinggian 600 m dpl. Dianjurkan untuk menanam wortel pada
tanah yang subur, gembur dan kaya humus dengan pH antara 5,5-6,5. Tanah yang
kurang subur masih dapat ditanami wortel asalkan dilakukan pemupukan intensif.
Kebanyakan tanah dataran tinggi di Indonesia mempunyai pH rendah. Bila
demikian, tanah perlu dikapur, karena tanah yang asam menghambat perkembangan
umbi. Wortel cocok ditanam pada November dasarian ketiga dan dipanen pada Maret
dasarian kedua. Pada perawatannya dibutuhkan sedikit irigasi pada November
dasarian ketiga dan Maret dasarian pertama untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.
Berdasarkan hasil perhitungan,
dapat ditentukan 3 pola tanam :
1. Tumpangsari jagung manis dan kacang tanah
Kacang
tanah dapat mempersubur tanah karena adanya bintil akar, tanama ini cocok untuk
ditumpangsarikan dengan jagung manis. Tanaman jagung manis ditanam pada bulan
Dsember dasarian kedua dan dipanen pada Februari dasarian ketiga. Pada
perawatannya dibutuhkan sedikit irigasi pada Desember dasarian ketiga untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman., ditanam pada November dasarian ketiga sampai dengan Maret dasarian
ketiga.. Jadi, kedua tanaman
ini dapat ditumpangsarikan. Tanaman tersebut dapat ditumpangsarikan karena
waktu tanam yang dan panen yang tidak berbeda jauh serta bukan berasal dari
famili yang sama. Sehingga tidak dikhawatirkan apabila ada serangan hama akan
menular ke tanaman tumpangsari.
2. Tumpangari Melon dan Terong
Tanaman melon merupakan tanaman buah-buahan musiman yang berumur pendek, Melon membutuhkan air yang cukup namun tidak boleh terlalu
banyak. ditanam pada bulan November dasarian ketiga dan dipanen pada Bulan
Maret pada dasarian kedua. Sedangkan untuk terong ditanam pada bulan November dasarian kedua
dan dipanen pada bulan Maret dasarian ketiga, Penyiraman dilakukan sesuai
dengan kebutuhan tanaman, pada musim hujan drainase perlu diperdalam. Kemiripan
waktu tanamn dan panen membuat tanaman ini cocok untuk ditumpangsarikan
3. Tumpangsari wortel dan bawang
Wortel
cocok ditanam pada November dasarian ketiga dan dipanen pada Maret dasarian
kedua. Pada perawatannya dibutuhkan sedikit irigasi pada November dasarian
ketiga dan Maret dasarian pertama untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Bawang ditanam pada November
dasarian ketiga sampai dengan April dasarian kedua. Namun dibutuhkan irigasi
pada bulan-bulan tertentu untuk mencukupi kebutuhan air tanaman bawang yaitu
pada bulan Desember dasarian ketiga, bulan Maret dasarian pertama, dan pada
bulan April pada dasarian pertama.
V.
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan, perhitungan dan pembahasan
dapat disimpulkan:
1. Data pola iklim banyak bermanfaat dalam
kegiatan budidaya pertanian.
2.
Faktor utama yang membatasi
pertumbuhan tanaman adalah tersedianya air untuk evapotranspirasi maka jumlah
maupun distribusi curah hujan merupakan komponen iklim yang sangat menentukan.
3. Pola tanam yang dapat dibentuk berdasarkan curah hujan dari
kesepuluh tanaman yang paling memungkinkan adalah tumpangsari jagung manis dan kacang tanah,
umpangari Melon dan Terong, dan Tumpangsari wortel dan bawang
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Pola Tanam. <http://psdal.lp3es.or.id/>. Diakses tanggal 1 Desember 2013.
Gunadi, R. 1997. Ketinggian tempat berpengaruh
terhadap perkembangan anasir cuaca. Jurnal Perlindungan Tanaman III (2): 93-99
Hassan, U. M. 1981. Dasar-Dasar Meteorologi Pertanian Jilid 2. PT Soeroengan
Jakarta, Jakarta.
Khomarudin, M. R. 2002. Mengenali pola hujan di
berbagai kawasan di Indonesia.<http://www.rudyet.topcities.com/pps70271034/khomarudin.html>.
Diakses pada tanggal 1 Desember 2013.
Pribadi, E. R. 2007. Kajian kelayakan usahatani pola
tanam sambiloto dengan jagung. Jurnal Littri 13:98—105.
Sitompul, S. M, W. C. H. Van Hoof, Bambang G, Jody M,
dan Soetono. 1980. Pengaruh waktu tanam jagung terhadap pertumbuhan dan
produksi kacang tanah dan jagung dalam sistem tumpang sari. Agrivita III (1).
hal: 1-13.
Tjasjono, B. 1995. Klimatologi Umum. ITB
Bandung. Bandung.
Wisnusubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian
Indonesia. Mitra Gama Widya. Yogyakarta.
0 comments:
Post a Comment