Teori keseimbangan
dalam konteks Ekomoni makro, dimaksudkan
sebagai keseimbangan pasar yang terjadi ketika Agregat Demand (AD) bertemu
dengan Agregat Supply. Bila seluruh
Individu dijumlahkan secara horizontal menjadi industri sehingga didapat
kuantitas barang A yang ditawarkan dalam suatu perekonomian, dan jumlah
kuantitas barang A yang diminta dalam suatu perekonomian, maka didapatkan kurva
demand agregat industri A dan kurva
supply agregat Industri A. Selanjutnya bila kuantitas barang dan jasa
masing-masing industri dikonversi dalam satuan yang sama, katakan saja output
nasional Y, maka didapatkan kurva Agregat Demand (AD) dan Agregart Supply (AS)
nasional. Secara grafis sumbu vertikal
menggambarkan harga-harga umum P, sedangkan sumbu horizontal menggambarkan
output nasional Y.
|
||||||||
|
|
|||||||
|
||||||||
|
|
|
Agregat Demand
Pada Analisis keseimbangan
umum telah diasumsikan bahwa tidak akan ada perubahan harga umum. Asumsi ini
perlu dimodifikasi dalam rangka menentukan suatu kurva permintaan agregat, yang
harga itu adalah elastis. Ini
akan digunakan kembali dalam penentuan tingkat harga pada kesempatan kerja
penuh.
Permintaan agregatif adalah
seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu
perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar
negeri.
Banyak
faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan agregatif ini, diantaranya adalah
tingkat harga secara umum, jumlah uang beredar nominal, jumlah obligasi
pemerintah, defisit tertimbang pada pemanfaatan tenaga kerja secara penuh dan
lain-lain. Kurva Permintaan
agregatif menggambarkan keseimbangan yang terjadi di dalam pasar uang dan pasar
barang.
Agregat Supply
Kurva
AS adalah berslope positif, seperti halnya kurva S dalam ekomomi mikro. Asumsi yang digunakan dalam kurva AS yang
berslope positif adalah :
1. Harga-harga fleksibel, dapat turun atau dapat
naik. Dengan kata lain tidak ada
rigiditas harga (kekakuan harga)
2. Gaji-gaji fleksibel, dapat turun atau dapat
naik. Dengan kata lain tidak ada rigiditas gaji (kekakuan gaji)
3. Perekonomian belum berada pada keadaan
kapasitas penuh, sehingga setiap kenaikan AD dapat dipenuhi oleh kapasitas
produksi yang ada.
Pada kenyataan tidak selamanya
ketiga asumsi itu dapat terpenuhi.
Alternatif lain adalah dengan mengasumsikan rigiditas terjadi pada
harga, bukan pada gaji. Secara lengkap
asumsi alternatif lain ini adalah:
1. Harga-harga tidak fleksibel (sticky price)
2. Pasar tenaga kerja kompetitif, dan
gaji-gaji fleksibel. Dengan kata lain tidak ada rigiditas gaji (kekakuan gaji)
Adapun alternatif lain dengan
mengasumsikan rigiditas terjadi pada output, bukan pada gaji atau pada harga.
Kurva AS mempunyai slope yang vertikal pada saat seluruh kapasitas produksi
perekonomian telah terpakai. Asumsi yang
digunakan dalam kurva AS yang berslope vertikal adalah :
1. Perekonomian berada pada keadaan kapasitas
penuh. Dengan kata lain, ada rigiditas output
2. Harga-harga fleksibel, dapat turun dapat
naik. Dengan kata lain tidak ada rigiditas harga (kekakuan harga)
Kurva Penawaran agregatif
dalam ekonomi Islam menggambarkan volume produk nasional yang akan diproduksi
pada tingkat harga yang berbeda-beda. Oleh karena dalam ekonomi Islam tidak ada
monopoli dalam setiap pasar (dan penguasa harus memperhatikan hal ini), maka
uang atau upah nominal yang harus dibayarkan kepada pekerja adalah benar-benar
sempurna fleksibel dapat bergerak ke atas dan ke bawah, sebab penentuan apakah
mereka bekerja atau tidak, didasarkan semata-mata kepada upah nyata yang ditawarkan.
Kurva penawaran agregatif diturunkan dari keseimbangan kurva tenaga kerja.
Keseimbangan AD-AS
Dampak
dari kenaikan AD berbeda-beda pada jenis AS yang berbeda. Dengan AS yang mempunyai slope horizontal,
maka pergeseran AD hanya berdampak pada Y.
Dengan AS yang mempunyai slope positif, maka pergeseran AD berdampak
pada P dan Y. Sedangkan bila AS
mempunyai slope vertikal, maka pergeseran AD hanya berdampak pada P.
DAFTAR PUSTAKA
-
Karim,
Adiwarman A, Ekonomi Makro Islami, Cetakan ke-2, PT Rajagrafindo Persada,
Jakarta, 2007
-
Makalah-makalah
Keseimbangan Ekonomi AD-AS
0 comments:
Post a Comment