8/4/15

AKADEMIK DAN ORGANISASI SAMA DENGAN OTAK DAN KAKI

Saya pernah melihat guru dengan metode belajar yang sangat menarik. Beliau mendidik untuk membentuk karakter, bukan mendidik untuk menjadi penghafal. Tiba-tiba beliau mengambil uang 100k dan bertanya pada semua muridnya di kelas

"siapa yang mau uang ini"

Semua muridnya menjawab mau. dan beliau kembali bertanya kepada muridnya

"siapa yang mau uang ini"

Semua muridnya kembali berkata mau. Seketika guru tersebut melipat-lipat dan menginjak uang tersebut sampai kotor dan kembali bertanya

"siapa yang mau uang ini"

Semua muridnya tetap menjawab mau. Lalu beliau bertanya kepada muridnya

"apakah pelajaran hari ini"

Semua murid terlihat bingung dengan pertanyaan ini, dan guru hanya terdiam menunggu jawaban selama  15 menit. Lama menunggu guru akhirnya berbicaea dan memulai pelajarannya.
"uang 100k sangat berharga bahkan sampai di perebutkan bukan karena warna kertas, angka 100k, dsb. ini berharga karena ada kesepakatan bahwa uang tersebut bernilai 100k. walaupun di lipat-lipat, di injak-injak, uang ini tetap berharga karena nilanya yang besar. Hal tersebut juga berlaku bagi manusia, separah apapun kita di remehkan, di jatuhkan, dan di fitnah jika nilai/kebermanfatan kita tinggi maka hal tersebut tidak akan berpengaruh. manusia akan bernilai jika bermanfaat, itulah nilai yang hakiki bagi manusia. seberapapun tingginya jabatan yang di miliki, tanpa nilai maka jabatan tidak akan berguna. seberapapun banyak harta yang dimiliki manusia tidak akan bernilai jika tidak bermanfaat bagi orang lain"

Cerita di atas adalah pengantar untuk apa yang akan saya bahas. Saya akan membahas mengenai akademis dan organisasi untuk seorang mahasiswa. Sering muncul pertanyaan dari ke duanya manakah yang lebih penting untuk di prioritaskan. Paradigma lama yang masih berkembang adalah mahasiswa yang memprioritaskan akademik kurang berorganisasi ataupun sebaliknya. Dengan tegas saya katakan paradigma tersebut harus di tinggalkan. Paradigma yang harus di banun adalah organisasi dan akademis harus berjalan seimbang, keduanya harus di ikuti. Bila di kaitkan dengan cerita guru tadi, pendidikan yang kita tempuh hanyalah sebuah kertas berwarna dengan segala kelengkapannya. Dimana letak nilai yang membuat anak-anak sangat ingin terhadap uang 100k bisa di dapat dalam organisasi.

Seorang mahasiswa Fisipol misalkan, mereka tau bagaimana kriteria seorang pemimpin yang ideal. Lalu apakah mengetahui kriteria saja cukup, saya kira tidak. Perlu ada aktualisasi agar pengetahuan mengenai kriteria tersebut dapat bernilai. Oke pantaslah mahasiswa Fisipol harus berorganisasi, bagaimana dengan mahasiswa pertanian dengan segudang praktikum laporan dan tetek bengeknya. Apakah perlu aktif di organisasi, jawabannya sangat perlu. Saya anggap teori menanam tanaman semusim atau tahunan hanyalah kertas yang belum bernilai, kalaupun teori itu sudah bisa di praktekan dalam tataran mahasiswa masih saya anggap kertas. Kenapa berbeda dengan mahasiswa Fisipol, karena nahasiswa pertanian menguasai teori dan praktek pertanian belum cukup. Produksi yang tinggi dll belum cukup jika terbentur oleh regulasi, masih ada perjalanan panjang setelahnya. Organisasi adalah modal untuk menempuh perjalanan panjang tersebut, bayangkan jika anak pertanian hanya bisa menanam tapi tidak bisa lobby ataupun negosiasi. Tidak bisa mengkomunikasikan apa yang di perlukkan dalam hal regulasi, dll. Mahasiswa pertanian akan mendapatkan nilai jika mereka bisa memberikan mabaat bagi masyarakat dalam hal pertanian. Jika hanya bisa mendapatkan keuntungan pribadi mengapa harus lelah melaksanakn tetek bengek perkuliahan yang melelhkan. Kenapa tidak langsung menjadi petani.

Organisasi bukan hanya terbatas pada BEM, SENAT, dan UKM. Organisasi bersifat luas, yang terpenting adalah mendapat proses berinteraksi sosial, mendapatkan sebuah interaksi dan menyeleasikan maslaah yang konkrit. Organisasi ekstra kampus seperti HMI, KAMMI, GMNI, PMII, IMM, dll adalah salah satunya. Masih banyak organisasi yang bisa dijadikan wadah.

Apakah sekarang kita masih hanya mementingkan salah satunya?

Akademk menjadi prioritas, akademik hanyalah pengantar kelulusan berkas saat mendaftar kerja. Organisasi menjadi prioritas, kemampuan sof skill tanpa ilmu pengetahuanakan menimbulkan keserakahan dan kekeliruan. Sekarang adalah saatnya akademik dan organisasi harus di seimbangkan. Para pengambil kebijakan menjadi bijak dalam mengambil keputusan dan para ilmuwan menjadi tau bagaimana fakta di lapangna atau keadaan sosial.

0 comments:

Post a Comment

KOMISARIAT PERSIAPAN HMI AGROKOMPLEKS UGM
Powered by Blogger.

Recent Post

Total Pageviews

KOMISARIAT PERSIAPAN HMI AGROKOMPLEKS UGM