Pendahuluan
Laju
fotosintesis mempunyai fungsi yang sama dari kansentrasi karbondioksida dan
intensitas cahaya. Adanya eksponen fraksional menunjukkan sistem yang kompleks.
Namun intensitas dan konsentrasi CO2 sudah dikelompokkan. Ini
menunjukkan proses rantai dengan lebih dari satu reaksi terang, bahwa empat
quanta yang diperlukan untuk pengurangan dari molekul CO2 tunggal (Smith,
1936).
Dalam
sejarah singkat analisis klorofil, sejumlah besar koefisien yang berbeda telah
dihitung untuk mengukur fotokimia dan pendinginan non - fotokimia dan parameter
yang sama akan sering disebut dalam berbagai cara. Pengukuran dimulai dengan
beralih pada lampu pengukuran, memberikan ukuran ( minimal ) tingkat
fluoresensi Fo. Sebuah flash menjenuhkan cahaya kemudian diterapkan, yang
memungkinkan pengukuran Fm dalam keadaan gelap - diadaptasi. Dari
masing-masing, nilai untuk, maksimum fluoresensi dalam terang, dapat diukur
(Maxwell and Johnson, 2000).
Metodologi
Praktikum
dasar-dasar fisiologi tumbuhan acara 1 yang berjudul “Pengaruh Faktor
Lingkunagan Terhadap Laju Fotosintesis” dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Mei
2014 di laboraturium Ilmu tanaman, jurusan Budidya Pertanian, Fakultas
Pertanian, UGM. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan; stopwatc; erlenmeyer; pipet volume 5 mL;
sungkup dengan penerus cahaya berbeda; sungkup dengan warna bening, merah,
kuning, hijau, dan ungu; tripot;
termometer; plat asbes; lampu spritus; dan gelas piala volume 1
liter. Bahan yang digunakan adalah Hydrilla
verticillata, alumunium foil, air, termometer, tripot, plat asbes, lampu
spiritus, dan gelas piala volume 1 liter.
Rancangan percobaan yang digunakan pada acara ini adalah CRD. Variabel yang
diamati adalah oksigen yang dihasilkan oleh Hydrilla
verticillata. Analisis yang digunakan pada sub bab acara A dan B adalah analisis regresi dan data
ditampilkan dalam bentuk kurva (sub bab acara A dengan regresi kuadratik dan
acara B dengan regresi linier). Sedangkan sub bab acara C dengan analisis ANOVA
dan data ditampilkan dalam bentuk histogram.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Tabel 1.
Tabel laju fotosintesis Hydrilla verticillata terhadap berbagai
intensitas cahaya
Intensitas Cahaya
|
Laju Fotosintesis
|
0%
|
0,049
|
25%
|
0,102
|
50%
|
0,053
|
75%
|
0,047
|
100%
|
0,057
|
Tabel 2.
Tabel laju fotosintesis Hydrilla verticillata terhadap warna sungkup
Warna Sungkup
|
Laju Fotosintesis
|
Bening
|
0
|
Merah
|
0
|
Kuning
|
0.053
|
Hijau
|
0
|
Ungu
|
0.047
|
Tabel 3.
Tabel laju fotosintesis Hydrilla verticillata terhadap suhu
Suhu
|
Laju Fotosintesis
|
5
|
0,241
|
15
|
0,039
|
25
|
0.045
|
35
|
0.03
|
45
|
0.028
|
B. Pembahasan
Fotosintesis
disebut juga sebagai asimilasi zat karbon, karena tumbuhan memiliki kemampuan
untuk menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik
serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Proses ini dapat berlangsung jika
cukup ada cahaya. Dapat diartikan bahwa fotosintesis atau asimilasi zat karbon
merupakan merupakan proses dimana zat-zat anorganik H20 dan CO2
oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan sinar
(Dwijoseputro, 1980). Faktor yang
mempengaruhi laju fotosintesis antara lain intensitas cahaya, suhu dan cahaya warna
Sub Acara A. Pengaruh
Intensitas Cahaya
Gambar 1. Regresi laju
fotosintesis Hydrilla verticillata ke berbagai intensitas cahaya
Dari kurva regresi
diatas didapatkan nilai R2 0,072, berarti nilai R2 mendekati
nol. Bila nilai R2 mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa tidak
ada hubungan antara kedua variabel. Dari kurva tersebut terdapat nilai +0,069,
nilai tersebut dapat diartikan bahwa laju fotosintesis tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor intensitas cahaya saja. Dari data diatas didapatkan bahwa
intensitas cahaya pada Hydrilla verticillata mengalami kenaikan dan penurunan. Kenaikan dan penurunan ini
disebabkan karena laju fotosintesis Hydrilla verticillata juga mengalami
kenaikan dan penurunan. Hal ini dapat terjadi karena adanya naungan saat sedang
dilakukannya pengamatan. Selain itu adanya faktor internal dari Hydrilla
verticillata, yaitu jumlah daun dan umur tanaman. Seharusnya intensitas
cahaya mempengaruhi proses fotosintesis. Namun dari kurva diatas menunjukkan
tidak adanya hubungan antara proses fotosintesis dengan intensitas cahaya. Oleh
karena itu, faktor lain dapat mempengaruhi hasil pada saat pelaksanaan
praktikum. Faktor lain tersebut adalah alat ukur (skala pipet satu dengan yang
lain tidak seragam), berat Hydrilla
verticillata tidak seragam dan lubang pada aluminium foil semakin lebar
sehingga oksigen dapat keluar dan tidak terukur di pipet.
Sub Acara B. Pengaruh Cahaya Warna
Gambar 2. Laju fotosintesis Hydrilla verticillata pada
berbagai warna sungkup
Warna
cahaya memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Klorofil tidak menyerap
semua panjang gelombang dari cahaya tampak secara sama. Dari histogram diatas menunjukkan bahwa sungkup
berwarna kuning menunjukkan laju fotosintesis paling tinggi, sedangkan sungkup
berwarna bening, merah, dan hijau tidak menunjukkan adanya laju fotosintesis.
Sungkup berwarna hijau kurang baik untuk melakukan
fotosintesis, karena cahaya hijau akan dipantulkan. Disebabkan karena tilakoid
mempunyai dua jenis fotosistem yang menyerap panjang gelombang 700nm dan 680nm.
Panjang gelombang warna merah mempunyai kisaran 650-760nm, yang berarti kedua
gelombang cahaya yang berasal dari fotosistem tersebut berada dikisaran panjang
gelombang warna merah. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa sungkup
berwarna merah seharusnya memiliki laju fotosintesis paling cepat dibanding
dengan sungkup berwarna lain.
Sub Acara C. Pengaruh Suhu
Gambar
3. Regresi
laju fotosintesis Hydrilla verticillata ke berbagai suhu
Dari kurva regresi diatas diperoleh nilai R2
sebesar 0,556, itu bearti nilai R2 tidak mendekati satu dan tidak
mendekati nol. Bila nilai R2 mendekati satu, dapat diartikan bahwa
suhu mempengaruhi laju fotosintesis. Sedangkan bila nila R2
mendekati nol, berarti suhu tidak mempengaruhi laju fotosintesisi. Gradien pada
kurva diatas bernilai -0,004, berarti tidak ada hubungan antara sumbu x dan y.
Berarti dapat dikatakan bahwa suhu tidak ada hubungannya dengan laju
fotosintesis. Sedangkan nilai +0,185 pada kurva berarti bahwa terdapat faktor
lain yang mempengaruhi laju fotosintesis.
Pada fotosistem I dan II akan mengalami peningkatan
dan penghambatan aktivitas didalamnya. Pada suhu tinggi aktivitas pada
fotosistem I akan meningkat, namun pada fotosistem II akan terhambat. Peningkatan
aktivitas pada fotosistem I disebabkan meningkatnya permeabilitas pada donor
spesifik ke donation site. Sedangkan terhambatnya aktivitas
katalisis transpor elektron pada fotosistem II disebabkan perubahan organisasi
pada membran tilakoid.
Dengan
demikian transpor elektron atau donor elektron pada fotosistem I meningkat
sehingga molekul O2 yang dihasilkan juga meningkat (Venkataramanaiah, 2003). Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan
bahwa suhu akan mempengaruhi laju fotosintesisi.
Kesimpulan
dan Saran
A. Kesimpulan
Intensitas cahaya, warna cahaya, dan peningkatan suhu
berpengaruhi terhadap peningkatan laju fotosintesis. Laju fotosintesis dapat
berlangsung cepat jika ketiga faktor tersebut terpenuhi
B. Saran
Sebaiknya pada praktikum berikutnya perlu dilakukan pengecekan
alat terlebih dahulu, agar tidak ada lagi alat yang eror saat digunakan.
Daftar
Pustaka
Dwijoseputro,
D.1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.
Maxwell, K. and N. Johnson. 2000. Chlorophyll
fluorescence-a practical guide. Journal of Experimental Botany 51:
Smith, E. L. 1936. Photosynthesis in relation to light
and carbon dioxide. LABORATORY OF BiopHysics,
COLUMBIA UNIVERSITY
22: 510.
Venkataramanaiah,
V., P. Shudir., and S.D.S. Murphy. 2003. Effect of high temperature on
photosynthetic electron transport
activities of cyanobacterium Spirulina
platensis. Photosynthetica.41(3):331
0 comments:
Post a Comment