Kertas
ini membuat saya terus duduk di ruang kuliah Universitas Jenderal Soedirman
(UNSOED), isinya soal TPA SNMPTN 2012. Pikiran saya kembali ke tahun 2012,
tahun yang penuh dengan perjuangan. Semua kisah masih tergambar jelas dalam
ingatan, bagaimana awal proses mempertahankan
keyakinan sampai terwujud. Kisah-kisah itu akan saya ceritakan untuk
menyampaikan pesan bahwa keyakinan adalah modal untuk kisah yang penuh kata
bahagia, indah, dan unik.
Kelas
1-5 Sekolah Dasar (SD) selalu rangking 10, baru kelas 6 saya rangking 6. Kelas
7-9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) selalu rangking di bawah 30 kelas dan
rangking di bawah 160 SMP. Pernah rangking 42 SMP sewaktu try out Ujian
Nasioanl (UN) SMP, itu rangking paling bagus sepanjang karir sekolah di SMP. Rangking
42 menjadi dasar berfikir bahwa saya mampu, saya belajar dengan tekun sampai
UN. Saya mendapat Nilai UN rata-rata di atas 8, alhamdulillah saya syukuri
nilai tersebut. SMA N 1 PURWOKERTO (SMANSA) menjadi tujuan menimba ilmu
selanjutnya, Allah ternyata punya rencana lain. Seharusnya saya menjadi siswa
SMANSA jika aturan di jalankan dengan benar, karena kasus penyuapan penerimaan siswa
sebanyak satu kelas yang di lakukan oleh pihak SMANSA pada tahun tersebut, saya
tidak diterima karena terlambat mendaftar ulang. Saat MOS nama saya di panggil,
tapi saya sudah di gantikan karena keterlambatan. Saya termasuk siswa yang
tersingkir di awal karena kasus penyuapan.
SMA
N 5 PURWOKERTO (SMALA) adalah tempat yang memberikan saya ilmu lebih dari
sekedar ilmu Matematika, Fisika ,
Biologi, Kimia, dll. SMALA memberikan saya pelajaran hidup yang lebih berharga
dari ilmu-ilmu itu, bahwa hidup manusia berbeda dengan robot. Kebahagiaan
manusia tidak hanya terletak pada rangking kelas dan uang, walaupun keduanya
penting. Ada yang lebih berharga dari itu, yaitu hidup dengan hati yang tenang
karena Allah. Seperti biasa di SMALA dari kelas 10-12 saya selalu rangking 30/31
kelas dan 160 an sekolah.
SMA berbeda dengan sebelumnya, UN bukan
penentu. Penentunya adalah SNMPTN Undangan dan SNMPTN tulis, UN hanya tiket
masuk seleksi menuju gelar D1, D3, 34, S1, dll. SNMPTN Undangan tidak membuka
kesempatan untuk rangking kelas 30/31 kelas, siswa dengan nilai raport rangking
1-10 yang mempunyai kesempatan. Untuk diterima di Universitas Negeri saya hanya
mempunyai kesempatan melalui SNMPTN Tulis.
30
hari sebelum UN, saya intensif belajar di bimbel Neutron Purwokerto. Ilmu nya
ga sampe ke otak saya, Cuma yampe ke telinga terus keluar lagi. Pulang sekolah
13.30 , 14.00 harus intensif kelas SMALA sampai UN, 16.00 harus intensif
Neutron, hampir-hampir tenaga saya terbuang percuma karena duduk dan ngabisin
uang orang tua. Alhamdulillah saya puasa Daud waktu itu, jadi sabar aja
ngejalanin rutinitas membosankan kaya gitu. Selesai les pas Maghrib biasanya
saya buka puasa di emperan jalan Karanglewas, jam 19.00 otw pulang dan pas otw
balik sering hampir ketabrak sama Sinar Jaya. Sampai rumah sekitar jam 19.30,
habis itu main sama temen-temen biasanya sampe pagi jam 02.00. kebayang ga tu,
hidup udah kaya robot sekolah yang kerjanya belajar aja tiap hari, tapi ga
masuk ke otak, masuk ke telinga. Jam 05.00 udah harus bangun siap-siap
berangkat sekolah, gitu aja pokoknya tiap hari sampe UN. Kejadian yang lucu
waktu try out SNMPTN di Neutron, pas jawab soalsaya pake ilmu ngarang temen
saya, jadi misal nomer 1-10 yang kosong saya isi A, nomer 11-20 yang kosong
saya isi B dst. Ehh pas pengumuman ternyata rangking terakhir dari 200 sekian
yg ikut try out, padahal daftar 3 fakultas UGM semua, nilai PG nya -3. Ilmu
ngarang ga dipake lagi setelah terbukti menyesatkan waktu try out.
Saya
memulai memperbaiki diri setelah try out NEUTRON, hal pertama yang saya lakukan
bukan membaca atau latihan soal, akan tetapi berusaha mengenali diri sendiri.
Cara mengenali diri sendiri adalah dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan. Mengenali
diri untuk menghadapi SNMPTN Tulis adalah point pentingnya, saya punya
kekurangan dan kelebihan waktu itu kurang lebih seperti ini :
Kekurangan
:
1. Bahasa
Inggris saya lemah, kurang bisa menerjemahkan kalimat ke dalam bahasa
Indonesia.
2. Kemampuan
bidang eksak saya sangat kurang, pelajaran Kimia, Fisik, Biologi, Matematika
3. Beberapa
kali mengikuti try out tidak pernah mencapai PG minimal Perguruan Tinggi yang
saya pilih.
4. Menerima
banyak anggapan pesimis dari lingkungan.
Kelebihan
:
1. Orang
tua memberikan segala fasilitas dan keperluan untuk meningkatakan kemampuan
diri menghadapi SNMPTN Tulis, seperti membeli buku, les NEUTRON, les privat,
dll.
2. Timbul
motivasi yang besar untuk membuktikkan bahwa saya mampu.
3. Sadar
kekurangan yang di miliki untuk menghadapi SNMPTN Tulis
4. Mempunyai
strategi yang di kerjakan setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan.
Point
penting yang ingin saya tekankan adalah strategi , tapi sebelum masuk ke
strategi kalian harus punya motivasi besar atas apa yang kalian inginkan. Kenal
bagaimana diri sendiri harus di selesaikan juga sebelum masuk ke strategi. 2
hal tersebut harus di miliki sebelum masuk ke tahap strategi.
Soal
SNMPTN Tulis terdiri dari 3 (TPA, Kemampuan Dasar, IPA) bagian yang
masing-masing mempunyai nilai/bobot berbeda. TPA punya bobot 30%, Kemampuan
Dasar dan IPA punya bobot 70%. Kita harus mengetahui pada bagian mana kita
lemah dan unggul, saya unggul di bagian TPA, lemah di bagian Kemampuan Dasar
dan IPA. Sadar bagian lemah dan unggul belum cukup, kita harus mengetahui PG
Jurusan/Prodi di Universitas yang kita pilih. PG jurusan saya (Agronomi) adalah 31,2% , sadar
kelebihan saya pada bagian TPA yang punya
bobot nilai 30%, saya harus mendapatkan nilai dari TPA 27%. Target yang saya
buat pada bagian TPA awalnya adalah target yang sulit, karena PG terbaik selama
try out sekitar 21%. Kunci mengerjakan soal TPA adalah tekun latihan soal,
paham soal, dan secepat mungkin. 3 tahap tersebut saya lakukan dan hasilnya cukup
melihat soal saya bisa menjawab, saya tidak mau menghabiskan waktu menghitung
di kertas, soal 75 hanya di beri waktu 60 menit, bisa di bayangkan bagaimana
kita berlomba dengan waktu 60 menit, maka saya menghitung dengan membayangkan
dalam pikiran. Perlu di ketahui, SNMPTN Tulis mempunyai sistem penilaian yang
berbeda dengan UN, jika menjawab benar mendapat nilai 4, tidak menjawab 0,
salah -1. Asal jawab artinya gagal, hanya keajaiban yang bisa menolong.
Percaya
diri sudah mengetahui darimana saya mendapat nilai 27%, saya tinggal berfikir bagaimana
mencari tambahan nilai 4,1% dari total bobot nilai 73% yang tersisa. Soal IPA
menurut saya lebih susah daripada soal Kemampuan Dasar, saya berusaha mencari
kekurangan nilai 4,1% sebanyak-banyaknya dari soal Kemampuan Dasar. Latihan
rutin saya lakukan untuk Kemampuan Dasar sampai saya percaya diri mendapat
nilai 4,1% atau bahkan lebih. Nilai 31,4% atau lebih dari itu sudah saya
persiapkan, ada satu permasalahan yang harus di pecahkan, masalah pada soal IPA
yang hampir semua soalnya tidak bisa saya kerjakan. Latihan rutin yang saya
lakukan untuk soal IPA tidak berdampak baik bagi saya, malah berdampak buruk,
karena frustasi yang saya dapat. Ini kesalahan yang harus di terima akibat
kelas 9-12 jarang belajar. Aturan yang berlaku di soal IPA adalah menjawab
minimal satu soal yang benar pada setiap mata pelajaran, ini yang jadi patokan
saya, satu jawaban benar pada tiap pelajaran. Strategi sudah di siapkan untuk
lolos SNMPTN Tulis, sisanya sebelum tes yang saya lakukan adalah terus berlatih
untuk terus meningkatkan PG saya.
Hari
saat akan di umumkan SNMPTN Tulis perasaan khawatir sama sekali tidak muncul.
Saya yakin atas kerja keras dan usaha yang saya lakukan, Alhamdulillah saya
lolos SNMPTN Tulis dan masuk Prodi Agronomi Universitas Gadjah Mada. Banyak
yang kaget dengan apa yang telah saya lakukan, termasuk orang tua, semua itu
tidak muncul dengan sekejap, tapi ada proses yang saya perjuangkan. Siswa
dengan rangking sekolah 160an menjadi salah satu dari 5 orang yang lolos ke
UGM, Alhamdulillah.
0 comments:
Post a Comment