7/10/15

MAHASISWA UGM (BUKAN MIMPI)



Kertas ini membuat saya terus duduk di ruang kuliah Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), isinya soal TPA SNMPTN 2012. Pikiran saya kembali ke tahun 2012, tahun yang penuh dengan perjuangan. Semua kisah masih tergambar jelas dalam ingatan,  bagaimana awal proses mempertahankan keyakinan sampai terwujud. Kisah-kisah itu akan saya ceritakan untuk menyampaikan pesan bahwa keyakinan adalah modal untuk kisah yang penuh kata bahagia, indah, dan unik. 
Kelas 1-5 Sekolah Dasar (SD) selalu rangking 10, baru kelas 6 saya rangking 6. Kelas 7-9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) selalu rangking di bawah 30 kelas dan rangking di bawah 160 SMP. Pernah rangking 42 SMP sewaktu try out Ujian Nasioanl (UN) SMP, itu rangking paling bagus sepanjang karir sekolah di SMP. Rangking 42 menjadi dasar berfikir bahwa saya mampu, saya belajar dengan tekun sampai UN. Saya mendapat Nilai UN rata-rata di atas 8, alhamdulillah saya syukuri nilai tersebut. SMA N 1 PURWOKERTO (SMANSA) menjadi tujuan menimba ilmu selanjutnya, Allah ternyata punya rencana lain. Seharusnya saya menjadi siswa SMANSA jika aturan di jalankan dengan benar, karena kasus penyuapan penerimaan siswa sebanyak satu kelas yang di lakukan oleh pihak SMANSA pada tahun tersebut, saya tidak diterima karena terlambat mendaftar ulang. Saat MOS nama saya di panggil, tapi saya sudah di gantikan karena keterlambatan. Saya termasuk siswa yang tersingkir di awal karena kasus penyuapan.
SMA N 5 PURWOKERTO (SMALA) adalah tempat yang memberikan saya ilmu lebih dari sekedar ilmu Matematika, Fisika  , Biologi, Kimia, dll. SMALA memberikan saya pelajaran hidup yang lebih berharga dari ilmu-ilmu itu, bahwa hidup manusia berbeda dengan robot. Kebahagiaan manusia tidak hanya terletak pada rangking kelas dan uang, walaupun keduanya penting. Ada yang lebih berharga dari itu, yaitu hidup dengan hati yang tenang karena Allah. Seperti biasa di SMALA dari kelas 10-12 saya selalu rangking 30/31 kelas dan 160 an sekolah.
 SMA berbeda dengan sebelumnya, UN bukan penentu. Penentunya adalah SNMPTN Undangan dan SNMPTN tulis, UN hanya tiket masuk seleksi menuju gelar D1, D3, 34, S1, dll. SNMPTN Undangan tidak membuka kesempatan untuk rangking kelas 30/31 kelas, siswa dengan nilai raport rangking 1-10 yang mempunyai kesempatan. Untuk diterima di Universitas Negeri saya hanya mempunyai kesempatan melalui SNMPTN Tulis.
30 hari sebelum UN, saya intensif belajar di bimbel Neutron Purwokerto. Ilmu nya ga sampe ke otak saya, Cuma yampe ke telinga terus keluar lagi. Pulang sekolah 13.30 , 14.00 harus intensif kelas SMALA sampai UN, 16.00 harus intensif Neutron, hampir-hampir tenaga saya terbuang percuma karena duduk dan ngabisin uang orang tua. Alhamdulillah saya puasa Daud waktu itu, jadi sabar aja ngejalanin rutinitas membosankan kaya gitu. Selesai les pas Maghrib biasanya saya buka puasa di emperan jalan Karanglewas, jam 19.00 otw pulang dan pas otw balik sering hampir ketabrak sama Sinar Jaya. Sampai rumah sekitar jam 19.30, habis itu main sama temen-temen biasanya sampe pagi jam 02.00. kebayang ga tu, hidup udah kaya robot sekolah yang kerjanya belajar aja tiap hari, tapi ga masuk ke otak, masuk ke telinga. Jam 05.00 udah harus bangun siap-siap berangkat sekolah, gitu aja pokoknya tiap hari sampe UN. Kejadian yang lucu waktu try out SNMPTN di Neutron, pas jawab soalsaya pake ilmu ngarang temen saya, jadi misal nomer 1-10 yang kosong saya isi A, nomer 11-20 yang kosong saya isi B dst. Ehh pas pengumuman ternyata rangking terakhir dari 200 sekian yg ikut try out, padahal daftar 3 fakultas UGM semua, nilai PG nya -3. Ilmu ngarang ga dipake lagi setelah terbukti menyesatkan waktu try out.
Saya memulai memperbaiki diri setelah try out NEUTRON, hal pertama yang saya lakukan bukan membaca atau latihan soal, akan tetapi berusaha mengenali diri sendiri. Cara mengenali diri sendiri adalah dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan. Mengenali diri untuk menghadapi SNMPTN Tulis adalah point pentingnya, saya punya kekurangan dan kelebihan waktu itu kurang lebih seperti ini :
Kekurangan :
1.      Bahasa Inggris saya lemah, kurang bisa menerjemahkan kalimat ke dalam bahasa Indonesia.
2.      Kemampuan bidang eksak saya sangat kurang, pelajaran Kimia, Fisik, Biologi, Matematika
3.      Beberapa kali mengikuti try out tidak pernah mencapai PG minimal Perguruan Tinggi yang saya pilih.
4.      Menerima banyak anggapan pesimis dari lingkungan.
Kelebihan :
1.      Orang tua memberikan segala fasilitas dan keperluan untuk meningkatakan kemampuan diri menghadapi SNMPTN Tulis, seperti membeli buku, les NEUTRON, les privat, dll.
2.      Timbul motivasi yang besar untuk membuktikkan bahwa saya mampu.
3.      Sadar kekurangan yang di miliki untuk menghadapi SNMPTN Tulis
4.      Mempunyai strategi yang di kerjakan setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan.
Point penting yang ingin saya tekankan adalah strategi , tapi sebelum masuk ke strategi kalian harus punya motivasi besar atas apa yang kalian inginkan. Kenal bagaimana diri sendiri harus di selesaikan juga sebelum masuk ke strategi. 2 hal tersebut harus di miliki sebelum masuk ke tahap strategi.
Soal SNMPTN Tulis terdiri dari 3 (TPA, Kemampuan Dasar, IPA) bagian yang masing-masing mempunyai nilai/bobot berbeda. TPA punya bobot 30%, Kemampuan Dasar dan IPA punya bobot 70%. Kita harus mengetahui pada bagian mana kita lemah dan unggul, saya unggul di bagian TPA, lemah di bagian Kemampuan Dasar dan IPA. Sadar bagian lemah dan unggul belum cukup, kita harus mengetahui PG Jurusan/Prodi di Universitas yang kita pilih. PG  jurusan saya (Agronomi) adalah 31,2% , sadar kelebihan saya pada bagian TPA yang  punya bobot nilai 30%, saya harus mendapatkan nilai dari TPA 27%. Target yang saya buat pada bagian TPA awalnya adalah target yang sulit, karena PG terbaik selama try out sekitar 21%. Kunci mengerjakan soal TPA adalah tekun latihan soal, paham soal, dan secepat mungkin. 3 tahap tersebut saya lakukan dan hasilnya cukup melihat soal saya bisa menjawab, saya tidak mau menghabiskan waktu menghitung di kertas, soal 75 hanya di beri waktu 60 menit, bisa di bayangkan bagaimana kita berlomba dengan waktu 60 menit, maka saya menghitung dengan membayangkan dalam pikiran. Perlu di ketahui, SNMPTN Tulis mempunyai sistem penilaian yang berbeda dengan UN, jika menjawab benar mendapat nilai 4, tidak menjawab 0, salah -1. Asal jawab artinya gagal, hanya keajaiban yang bisa menolong.
Percaya diri sudah mengetahui darimana saya mendapat nilai 27%, saya tinggal berfikir bagaimana mencari tambahan nilai 4,1% dari total bobot nilai 73% yang tersisa. Soal IPA menurut saya lebih susah daripada soal Kemampuan Dasar, saya berusaha mencari kekurangan nilai 4,1% sebanyak-banyaknya dari soal Kemampuan Dasar. Latihan rutin saya lakukan untuk Kemampuan Dasar sampai saya percaya diri mendapat nilai 4,1% atau bahkan lebih. Nilai 31,4% atau lebih dari itu sudah saya persiapkan, ada satu permasalahan yang harus di pecahkan, masalah pada soal IPA yang hampir semua soalnya tidak bisa saya kerjakan. Latihan rutin yang saya lakukan untuk soal IPA tidak berdampak baik bagi saya, malah berdampak buruk, karena frustasi yang saya dapat. Ini kesalahan yang harus di terima akibat kelas 9-12 jarang belajar. Aturan yang berlaku di soal IPA adalah menjawab minimal satu soal yang benar pada setiap mata pelajaran, ini yang jadi patokan saya, satu jawaban benar pada tiap pelajaran. Strategi sudah di siapkan untuk lolos SNMPTN Tulis, sisanya sebelum tes yang saya lakukan adalah terus berlatih untuk terus meningkatkan PG saya.
Hari saat akan di umumkan SNMPTN Tulis perasaan khawatir sama sekali tidak muncul. Saya yakin atas kerja keras dan usaha yang saya lakukan, Alhamdulillah saya lolos SNMPTN Tulis dan masuk Prodi Agronomi Universitas Gadjah Mada. Banyak yang kaget dengan apa yang telah saya lakukan, termasuk orang tua, semua itu tidak muncul dengan sekejap, tapi ada proses yang saya perjuangkan. Siswa dengan rangking sekolah 160an menjadi salah satu dari 5 orang yang lolos ke UGM, Alhamdulillah.


0 comments:

Post a Comment

KOMISARIAT PERSIAPAN HMI AGROKOMPLEKS UGM
Powered by Blogger.

Recent Post

Total Pageviews

KOMISARIAT PERSIAPAN HMI AGROKOMPLEKS UGM